*
 Esoknya, cerita berulang ketika ayam putih itu ada di samping rumah Markum. Lalu, Markum mengabari Manan. Manan ambil ayam dan telur emasnya. Ketika sampai di rumah telur emas itu menjadi telur biasa. Cerita itu berulang beberapa kali. Telur emas selalu menjadi telur biasa. Manan tentu saja heran.
Cerita di desa sudah menyebar bahwa telur emas itu hanyalah palsu. Sejak awal orang-orang desa memang tak percaya ada ayam bisa menghasilkan telur emas. Warga tak ambil pusing dengan telur emas itu. Bukti bahwa telur emas itu bohong adalah karena Manan pun tak kunjung kaya. Mungkin, semua orang di desa tahu cerita itu dari Misdi. Yang sekali pernah mendapati telur emasnya berubah jadi telur biasa.
Telur emas yang bikin geger itu, hanya jadi cerita sementara. Orang-orang sudah tak percaya dengan telur emas. Tapi tidak dengan Manan. Dia masih berusaha mencari jalan agar mendapatkan keuntungan dari telur emas itu.
Sampai kemudian, Manan keluar kota dan pura-pura sakit. Dia mengaku sakit dan sedang di rumah saudaranya. Manan sudah bercerita semua keanehan telur emas itu pada istrinya. Sehingga, skenario dia sakit juga sudah diketahui istrinya.Â
"Bu, kamu ke rumahnya Markum. Bilang jika ayam putih ada di rumahnya lagi, maka ambil telurnya dan minta tolong dia yang jualkan. Siapa tahu telurnya masih tetap emas," kata Manan pada istrinya di ujung telepon.
Tentu saja sang istri sigap. Dia berharap agar telur emas tetap jadi emas di tangan Markum. Benar saja bahwa ayam putih itu ada di samping rumah Markum tentu bersama dua telur emas. Lalu istri Manan meminta pada Markum seperti yang diperintahkan Manan. Mulanya Markum menolak. Tapi karena Manan sedang sakit, Markum mau menjual telur emas itu ke kota. Markum meminjam sepeda motor milik Manan.
Tapi, istri Manan tak mau dua telur dijual. Dia hanya mengizinkan Markum menjual satu telur emas saja. Dan memang telur emas itu tetap jadi emas di tangan Markum. Dijuallah telur emas itu di toko emas di kota. Markum mendapatkan uang sampai Rp75 juta. Semua berjalan mulus. Telur emas tetap telur emas di tangan Markum. Juga tak ada sangsi atau tanya dari pemilik toko emas atas telur emas itu.
Jual beli terjadi. Telur emas dihargai uang jutaan rupiah. Satu tas punggung yang Markum bawa, penuh dengan uang. Kota geger karena ada orang menjual telur emas. Markum pulang dan menyerahkan semua uang itu ke istri Manan. Istri Manan senang bukan kepalang melihat bergepok-gepok uang. Diberilah uang Rp100 ribu ke Markum sebagai tanda terima kasih.
Istri Manan menelepon suaminya. Mengabarkan bahwa telur emas tetap telur emas di tangan Markum. Istri Manan bilang bahwa ada uang Rp75 juta dikurangi Rp100 ribu untuk ongkos terima kasih pada Markum. Manan yang menerima telepon itu tak bisa membendung hasratnya untuk pulang. Dia pulang hari itu juga, sembari mengendap-ngendap agar tak diketahui tetangga.
Sampai di rumah, Manan meminta pada istrinya. Diberilah tas beserta uang di dalamnya. Mereka sudah berkhayal akan mendapatkan Rp75 juta minus Rp100 ribu lagi karena masih ada satu telur yang belum dijual. Mereka sudah memikirkan untuk menjual telur melalui Markum di pekan depan.