Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Telur Emas

21 Juli 2024   07:11 Diperbarui: 21 Juli 2024   10:54 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (kompas.com/darsil yahya)

Hal aneh terjadi. Sesampainya di rumah, telur emas itu menjadi telur biasa. Kejadian aneh itu menimpa Manan dan Misdi. Keduanya bingung, lalu bertemu.

"Mengapa bisa begini?" Tanya Misdi.

"Ya tak tahu," kata Manan.

*

Di lain hari, Markum dan istrinya baru tahu bahwa ayam putih itu kembali ada di samping rumahnya. Ayam putih yang kembali berdiam seperti mengerami telur. Tak mau ambil pusing, Markum mengabarkan ke Manan soal ayam putih tersebut. Manan bergegas ingin mengambil ayam putih itu.

Manan menangkat ayam putih itu dan ada dua telur emas. Manan merasa dapat rezeki nomplok. Sebab, sejatinya ayam putih itu bukan miliknya. Dia bawa ayam dan dua telur emas. Dia ambil telurnya dan pindahkan ayam di area rumahnya.

"Dua telur emas. 1 gram emas 1,5 juta rupiah. Satu telur 50 gram. Maka 1,5 juta rupiah dikali 50 dan dikalu dua sama dengan...." Kata Manan bahagia.

Kini Manan tak mengabari Misdi. Dia tak mau kekayaannya dibagi dengan Misdi. "Ngapain juga kemarin Misdi tak mengakui ayam itu miliknya. Hehehe," kata Manan.

Bergegaslah Manan ke kota, ke toko emas untuk menjual telur emasnya. Dengan sepeda motor, dia melaju kencang karena dada sudah berdebar-debar ingin mendapatkan banyak rupiah. Sesampai di toko emas, dikeluarkanlah telur emas itu. Dan akhirnya, itu hanyalah telur biasa.

"Kok bisa ya?" Tanya Manan dalam hati.

Manan murung, gundah, ambyar, dan tarik gas kencang untuk pulang. Dia bergegas mengangkat ayam putih yang mengeram. Dia angkat dan ternyata hanya menghasilkan dua telur biasa. Tak lagi ada telur emas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun