"Jadi telur emas itu adalah hak Manan," kata Misdi.
"Tidak semudah itu," ujar Kandar, perangkat desa yang lain. Kandar mengatakan bahwa ayam yang diklaim milik Manan harus didatangkan ke balai desa. Lalu Markum mengamini bahwa itulah ayam yang bertelur emas.
"Disepakati saja, bawa ayam ke sini. Nanti sore atau besok pagi," kata pak kades.
*
"Kau tahu wujud ayamnya?" Tanya Misdi ke Manan.
"Ya, aku pernah lihat itu ayam putih biasa. Aku juga punya ayam seperti itu," jawab Manan.
"Ambil ayam betina putihmu dan kita ke balai desa nanti sore. Kita bagi 50:50. Satu telur untukmu dan satu telur untukku," kata Misdi.
"Siap!" Kata Manan tegas.
Sore hari itu, semua menjadi saksi bahwa ayam putih adalah milik Manan. Markum juga mengiyakan jika ayam putih Manan adalah ayam yang mengeram di samping rumahnya.
Masalah selesai. Kandar yang sebenarnya juga mau telur emas itu, tak lagi punya kata-kata. Telur emas dibawa pulang oleh Manan.
Di perjalanan, Manan memberikan satu telur emas itu pada Misdi, sesuai kesepakatan dua lelaki itu di awal skenario.