Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tiba-tiba, Kepala Binatang-binatang Itu Bermunculan

6 Januari 2023   09:38 Diperbarui: 6 Januari 2023   09:58 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salim sedang merengkuh anaknya di tepi sawah. Saat itu, bunyi petir luar biasa, gelap tak berbatas di langit. Hujan agak deras menderu.

"Aku takut pak," kata Rohim, anak Salim yang masih lima tahun itu.

"Ya sebentar, tenang saja, tak apa," kata Salim memberi naungan dengan kata-katanya.

Tak ada cahaya. Padahal baru pukul 13.00, selepas Salim menggelar sajadah di gubuk sawah itu. Anak Salim mendekap dengan erat, bercampur takut yang menggebu.

"Takut pak," kata Rohim.

"Tenang saja, sebentar lagi akan reda, kita jalan pulang. Ketemu ibumu," ujar Salim.

Benar-benar mengerikan. Siang dengan petir yang tak henti bersahutan. Gemuruh angin dengan hitam pekat langit. Padi terdengar bergoyang keras, bergesekan.

Dengan senter, Salim memeluk anaknya, menggendong anaknya. Hujan mulai mereda, tapi gelap tak ketulungan.

"Kita pulang ya," kata Salim dengan Rohim ada di gendongan.

Sepi luar biasa jalan menuju kampung itu. Tak banyak manusia. Sampai kemudian, Rohim menjerit tak henti-hentinya ketika cahaya senter Salim menuju ke satu sosok. Lelaki berbaju dengan kepala ular. Lelaki berkepala ular itu juga memegang senter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun