Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Geger Sandikala

13 Agustus 2021   16:56 Diperbarui: 13 Agustus 2021   17:01 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto: kompas.com/anggara wikan prasetya


Aku, Kang Marjo, dan anak Kang Marjo yang bernama Saiful melangkahkan kaki keluar dari surau. Angin mulai semilir di petang itu. Kami agak bergidik.

Selepas sepuluh langkah dari surau, aku memilih berhenti. Aku merasa tak nyaman dengan suara berisik tapi pelan di kebun Pak Darmo yang dipagari tembok itu.

Aku pandangi di remang-remang itu. Berjarak 10 meter dariku, ada sosok setinggi kira-kira 1,5 meter. Tapi aku tak yakin jika itu warga kampung. Sosok yang memeluk pohon dan seperti menggerakkan kepala.

Kang Marjo mulai menjauh berjalan. Aku panggil dia pelan-pelan.

"Kang...Kang Marjo...sini," kataku.

Kang Marjo menengok bergegas mendekatiku. Saiful yang masih kelas 1 SD itu ikut saja.

"Ada apa Li,?" Tanyanya juga pelan.

"Coba lihat itu kang," kataku sembari mengacungkan jari dan mengendap dari balik tembok setinggi 1,5 meter.

Kang Marjo coba melihat dengan seksama. Tapi dia seperti masih tanda tanya. Dia pandangi lagi. Pandangi lagi.

"Li, itu bukan manusia," katanya padaku.

"Ful, ambil lampu senter, cepat," kata Kang Marjo pada anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun