Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Akhirnya Diterjang Covid-19 Juga

30 Juni 2021   18:45 Diperbarui: 30 Juni 2021   18:55 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto: kompas.com/garry lotulung

Di tengah tanya itu, aku teringat Lek Riri. Lelaki kepala enam yang sudah meninggal tiga tahun lalu. Maaf, aku ngelantur sebentar cerita Lek Riri. Lupakan Covid-19 sebentar. Ya selintas aku ingat Lek Riri.

Kala masih hidup, Lek Riri hanya bisa kutemui ketika aku pergi ke rumah kakak perempuanku yang jaraknya 180 Km dari kediamanku kini. Kadang kalau aku menemui Lek Riri, aku mengingatkan namaku. Maklum dia sudah tua, kadang lupa nama dan wajah. Apalagi aku ke rumah kakakku paling setahun sekali.

Saat itu, anak Lek Riri dikejar penagih utang, dan pergi entah ke mana. Dia sudah cerai dengan istrinya. Aku tahu dia menceraikan istrinya diawali dengan pertarungan martabat seorang lelaki.

Lek Riri memainkan tubuh lelaki itu mirip kentongan yang bisa dipukul kapan saja. "Aku bisa menghabisinya waktu itu. Tapi tidak aku lakukan," kata Lek Riri padaku kala itu.

Lek Riri bisa saja membedah tubuh lelaki yang telah merayu istrinya itu. Merendahkan marwahnya sebagai lelaki. Tapi Lek Riri tak melakukannya.

Ya, di usia kepala enam. Lek Riri lebih bugar daripada teman-temannya yang lama hidup di jalan. "Koncoku wis ndekem kabeh (semua temanku hanya bisa berdiam di rumah karena sakit)," kata Lek Riri waktu itu padaku.

Di tengah sehat tubuhnya, dia harus bertarung dengan nyamuk dan dingin malam tiap harinya. Tugasnya menjaga toko di malam hari. Dia tidur di emperan toko di tepi jalan besar dan berhadapan dengan sawah yang membentang.

"Berat hidupnya, sudah tua harus mencari nafkah seperti itu," kataku tentang Lek Riri pada kakakku.

"Ya kalau dia tidak begitu mau makan apa. Tuhan telah memberikan kekuatan padanya luar biasa. Toh dia jarang terlihat sakit. Semua orang sudah ada jatahnya," kata kakakku waktu itu.

Ya... Sudah ada jatahnya. Seperti kata kakakku tentang Lek Riri. Jika Covid-19 adalah jatahku, maka akan ada jalan lain dari Tuhan untuk keseharian keluargaku.

Jalani saja!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun