***
"Lama-lama kamu menjijikkan kang," kata Sinta dengan senyuman.
Pernyataan yang benar-benar memukul telak Harun. Tapi dia juga tak lagi punya hasrat selain dengan Sinta. Jika tak mendapatkan Sinta, dia rela tak beristri.
Harun terus memburu cintanya. Selain itu, usia makin lama makin menggerogotinya.
***
Sinta memburu Syarif, lelaki tampan nan pandai dari desa seberang. Dia terus mendekati Syarif. Segala cara dia lakukan agar bisa mendapatkan Syarif.
Bahkan Sinta tak segan memaksa Syarif. Sinta pernah memaksa Syarif tidur di rumahnya. Harapannya hal yang tak diinginkan terjadi. Tapi, hasrat Sinta tak pernah kesampaian.
Syarif sangat menjaga marwahnya. Sinta tahu jika Syarif tak menyukainya. Tapi Sinta yakin, hati bisa berubah. Dia pernah mengaku hamil dan itu adalah perbuatan Syarif.
Tapi borok Sinta ketahuan juga. Sinta mulai kebingungan bagaimana menggaet Syarif.
"Cinta harus diperjuangkan, kang," kata Sinta sesenggukan padaku.
"Apakah cinta memang harus memaksa?" Tanyaku yang membuat Sinta terdiam.
***
Syarif sudah dua tahun memburu Ani, wanita anggun dan cantik. Perburuan Syarif belum menemui hasil. Ani yang pendiam itu memendam rasa pada Harun. Sementara, Harun lebih getol memburu Sinta.
Ya, kadang cinta itu bukan soal memaksa atau berjuang, tapi soal obat nyamuk yang memutar dan bisa melenyapkan diri sendiri.