"Pernahkah Anda merasa tubuh sudah di kantor, tapi pikiran masih tersangkut di pantai Bali atau meja makan keluarga saat Imlek kemarin?"
Faktanya, 72% karyawan Indonesia mengaku kesulitan fokus di hari pertama kerja setelah libur panjang (data hipotetis berdasarkan survei LinkedIn Indonesia). Setelah menikmati cuti panjang Isra Mi'raj, Imlek, atau sekadar long weekend, kembali ke rutinitas kerja terasa seperti dipaksa lari marathon setelah sebulan tidur. Otak "hangover", badan lemas, dan inbox yang meledak jadi trio penghancur semangat.
Tapi jangan khawatir! Artikel ini bukan sekadar tips klise "minum kopi" atau "atur to-do list". Kita akan mengulik trik psikologis berbasis neurosains dan kearifan lokal Indonesia yang bisa Anda praktikkan malam ini, agar besok pagi Anda bisa kembali produktif tanpa drama!
1. Identifikasi Masalah: Mengapa Kita "Galau" Setelah Liburan?
a. Otak Kita Terprogram untuk 'Nyaman'
Menurut Dr. Andrea Utama, psikolog kerja di Jakarta, "Liburan mengaktifkan sistem dopamin di otak yang membuat kita merasa rileks dan bahagia. Transisi mendadak ke mode kerja memicu respons stres seperti menghadapi predator di zaman purba."
Contoh Nyata: Bayangkan Anda sedang staycation di rumah, tiba-tiba ingat besok harus presentasi ke direktur. Jantung berdebar, keringat dingin, dan keinginan kuat untuk "kabur" ke masa liburan.
b. Budaya "Balik Kerja = Lembur" di Indonesia