Mohon tunggu...
Ilham Akbar Junaidi Putra
Ilham Akbar Junaidi Putra Mohon Tunggu... Apoteker - Pharmacist

✍️ Penulis Lepas di Kompasiana 📚 Mengulas topik terkini dan menarik 💡 Menginspirasi dengan sudut pandang baru dan analisis mendalam 🌍 Mengangkat isu-isu lokal dengan perspektif global 🎯 Berkomitmen untuk memberikan konten yang bermanfaat dan reflektif 📩 Terbuka untuk diskusi dan kolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Quiet Quitting: Penghalang Kesuksesan Anda!

29 Desember 2024   21:27 Diperbarui: 29 Desember 2024   21:57 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tantangan Persaingan di Masa Depan

pexels
pexels

1. Keterampilan Digital Jadi Kunci

Dengan otomatisasi dan kecerdasan buatan yang terus berkembang, pekerjaan yang dulunya rutin kini memerlukan keterampilan teknis dan analitis. Quiet quitting membuat Anda tidak siap menghadapi perubahan ini, sementara karyawan yang proaktif lebih cepat beradaptasi dengan tuntutan baru.

Sebuah laporan McKinsey memproyeksikan bahwa 50% pekerjaan akan membutuhkan keterampilan digital lanjutan pada tahun 2030. Karyawan yang hanya bertahan dengan keterampilan dasar akan kesulitan bersaing.

Mulailah belajar keterampilan seperti analisis data, manajemen proyek berbasis teknologi, atau kecerdasan buatan melalui platform seperti Coursera.

2. Kompetisi Global yang Semakin Ketat

Di dunia kerja yang semakin global, Anda tidak hanya bersaing dengan kolega di kantor, tetapi juga dengan tenaga kerja dari negara lain. Quiet quitting dapat membuat Anda kalah saing dengan karyawan dari negara seperti India atau Vietnam yang dikenal memiliki etos kerja tinggi.

Sebuah laporan dari World Economic Forum menunjukkan bahwa pekerja di negara-negara Asia seperti Vietnam memiliki tingkat produktivitas yang 20% lebih tinggi dibandingkan pekerja di negara berkembang lainnya, termasuk Indonesia.

3. Ekspektasi Baru dari Perusahaan

Perusahaan modern lebih menghargai karyawan dengan pola pikir pertumbuhan (growth mindset). Mereka mencari individu yang mampu mengambil inisiatif, memimpin proyek, dan terus belajar. Quiet quitting menunjukkan kebalikan dari karakteristik ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun