Mohon tunggu...
Ilham Akbar Junaidi Putra
Ilham Akbar Junaidi Putra Mohon Tunggu... Apoteker - Pharmacist

✍️ Penulis Lepas di Kompasiana 📚 Mengulas topik terkini dan menarik 💡 Menginspirasi dengan sudut pandang baru dan analisis mendalam 🌍 Mengangkat isu-isu lokal dengan perspektif global 🎯 Berkomitmen untuk memberikan konten yang bermanfaat dan reflektif 📩 Terbuka untuk diskusi dan kolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Quiet Quitting: Penghalang Kesuksesan Anda!

29 Desember 2024   21:27 Diperbarui: 29 Desember 2024   21:57 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Quiet quitting membatasi Anda dari proyek atau tanggung jawab yang dapat membantu pertumbuhan profesional. Peluang ini sering kali muncul dalam bentuk tugas tambahan atau inisiatif di luar deskripsi pekerjaan Anda. Menolak hal ini bisa memberi kesan bahwa Anda tidak tertarik untuk berkembang.

Bayangkan seorang rekan kerja yang rela memimpin proyek baru. Lama-kelamaan, ia mendapatkan perhatian, keterampilan baru, dan membangun hubungan dengan pemimpin senior. Sementara itu, karyawan yang "diam-diam mundur" tetap berada di belakang layar, melewatkan kesempatan untuk bersinar.

Menurut Harvard Business Review, 75% peluang promosi diberikan kepada karyawan yang secara aktif menunjukkan inisiatif.

2. Kreativitas yang Teredam

Hanya mengerjakan tugas rutin dapat membuat pekerjaan terasa monoton, yang pada akhirnya mengurangi motivasi dan kreativitas. Padahal, kedua hal ini sangat dibutuhkan untuk pemecahan masalah dan inovasi di tempat kerja.

Data Pendukung: Sebuah studi Gallup pada 2022 menunjukkan bahwa karyawan yang merasa terlibat di tempat kerja 17% lebih produktif dan 21% lebih menguntungkan dibandingkan dengan rekan kerja yang tidak terlibat.

3. Label "Tidak Berkomitmen"

Meskipun Anda memenuhi ekspektasi, quiet quitting dapat menciptakan persepsi bahwa Anda tidak berkomitmen terhadap peran Anda. Ini dapat memengaruhi bagaimana manajer melihat potensi Anda dan kesediaan Anda untuk mengambil peran kepemimpinan.

Seorang manajer pernah memilih karyawan yang lebih muda tetapi sangat antusias untuk promosi, dibandingkan dengan karyawan yang lebih berpengalaman namun hanya memenuhi tugas dasar selama bertahun-tahun.

4. Reputasi yang Memudar

Quiet quitting juga dapat memengaruhi reputasi Anda di industri yang lebih luas. Karyawan yang dikenal proaktif lebih mungkin direkomendasikan oleh atasan atau kolega untuk peluang eksternal. Sebaliknya, karyawan yang hanya "cukup baik" jarang mendapatkan pengakuan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun