Mohon tunggu...
Ilham Marasabessy
Ilham Marasabessy Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen/Peneliti

Belajar dari fenomena alam, membawa kita lebih dewasa memahami pencipta dan ciptaannya.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Transformasi dan Efisiensi Energi Sumber Daya Pesisir Laut

2 September 2024   20:56 Diperbarui: 3 September 2024   12:31 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembangunan perikanan yang berkelanjutan (sustainable) merupakan proses yang menggabungkan beberapa pendekatan aturan main yang praktis seperti; mengetahui dinamika populasi perikanan dan karakteristik pemanfaatan.

Strategi praktis dalam pengelolaan perikanan yang perlu diperhatikan ialah menghindari penangkapan ikan berlebihan, membatasi praktek penangkapan ikan yang merusak dan ilegal, mendirikan kawasan konservasi, memulihkan perikanan yang gagal (collapsed), menggabungkan semua eksternalitas yang terlibat dalam pemanfaatan ekosistem pesisir dan laut dalam konteks ekonomi perikanan, mendidik para pemangku kepentingan dan masyarakat luas dan mengembangkan program sertifikasi independen dalam pemanfaatan ekonomi sumber daya perikanan.

Penjelasan FAO (1997) menegaskan pengelolaan sumber daya ikan adalah suatu proses yang terintegrasi mulai dari pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pengambilan keputusan, alokasi sumber dan implementasinya dalam rangka menjamin kelangsungan produktivitas serta percapaian tujuan pengelolaan.

Dalam setiap aktivitasnya, kegiatan perikanan baik secara langsung atau tidak langsung membutuhkan energi, pemakaian energi pada sektor perikanan dapat dilihat dari perspektif penggunaan kapal/perahu/alat tangkap/BBM/ABK untuk penangkapan ikan dalam skala kecil ataupun besar. 

Transformasi Energi Sumber Daya Pesisir dan Laut

Kesejahteraan manusia pada akhirnya bergantung pada barang dan jasa ekosistem, sumber daya dan jasa ekosistem pesisir dan laut memberikan manfaat yang besar pada lingkungan juga manusia.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari manusia cenderung berinteraksi dengan alam, di sisi lain kondisi sumber daya alam yang reaktif akan mempengaruhi keseimbangan alami ekosistem.

Perilaku manusia dapat berkontribusi positif atau bahkan sebaliknya negatif dalam mempertahankan eksistensi dan keanekaragaman sumber daya alam.

Sistem ekologi secara alami telah menyediakan nilai jasa provisioning, supporting, regulating dan cultural.

Setiap nilai ini akan menghasilkan materi yang dapat dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup dalam sistem biosfer, seperti bagi organisme perairan manfaat ekologi dijadikan sebagai habitat, sponing, feeding dan nursery ground, sedangkan bagi manusia materi dari nilai ekologi dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan manusia dalam jangka panjang.

Di sisi lain pemanfaatan jasa ekosistem pada akhirnya akan berpengaruh terhadap konsumsi energi yang diperlukan oleh setiap makhluk dalam ekosistem tersebut, baik secara langsung (direct) maupun tidak langsung (indirect) untuk menghasilkan produk baru atau menyediakan jasa dalam bentuk baru.

Energi menjadi komponen fundamental dari semua proses yang melibatkan tindakan di kosmos.

Dalam perspektif ini maka transformasi energi dalam siklus ekologi akan berpindah dari satu komponen ke komponen yang lain.

Energi yang ditransformasikan umumnya akan mengalami perubahan dan memiliki nilai yang berbeda, proses penyusunan energi dalam siklus ini kemudian dikenal sebagai emergy.

Odum (1996) dalam kajian ekologisnya menjelaskan bumi menerima energi dari sinar matahari, yang dapat memanaskan air, menghasilkan makanan bagi tumbuhan, menentukan siklus hidrologi dan geologi secara langsung dan tidak langsung seperti; menghasilkan angin, ombak, arus laut, densitas, kadar garam, dekomposisi fosil menghasilkan minyak, pembentukan senyawa dan unsur alam yang ada di lapisan bawah bumi. Setiap proses mempunyai komponen energi dalam tindakannya.

Dalam perspektif itu, maka patokan dari aktivitas pemanfaatan barang publik (sumber daya alam) yang tersedia secara alami akan memberikan dampak terhadap sistem ekologi dan disaat yang sama juga mempengaruhi sistem sosial.

Transformasi energi adalah aliran energi yang terkait dari suatu trofik level mulai dari level basic (organisme autotrof/ produsen sampai pada level paling atas heterotroph/ konsumen akhir).

Tingkat energi terbentuk dari setiap transformasi energi yang terjadi di geobiosfer dan bentuknya dapat berbeda.

Hirarki suatu sistem ekologi maupun materi di alam dapat bertahan dan diatur dengan menggunakan energi secara efisien sehingga bisa menghasilkan kekuatan yang besar.

Efisiensi Energi Sumber Daya Pesisir dan Laut

Sumber daya pesisir dan laut memiliki tingkat produktifitas alami yang tinggi, mampu menopang kebutuhan hidup manusia, selain itu kawasan ini merupakan wilayah yang pemanfaatannya beragam sehingga sebagian penduduk dunia memilih menempati wilayah pesisir.

Hal ini menyebabkan wilayah pesisir dan laut mendapat limpasan tekanan antropogenik dan non antropogenik dari berbagai polusi, sedimentasi, dan perubahan hidrologi yang disebabkan oleh aktifitas manusia.

Pengelolaan secara sektoral tidak dapat diandalkan sebagai pilihan solusi konkrit untuk mengatasi problematika wilayah pesisir.

Permasalahan tumpang tindih regulasi, delegasi kewenangan, memperlebar gap dan cenderung mengasah konflik kepentingan semakin tajam. Sehingga keterpaduan merupakan hal mutlak dalam pengelolaannya wilayah pesisir dan laut untuk mencapai keberlanjutan ekologi, ekonomi, sosial dan budaya.

Salah satu upaya ini dapat dilakukan dengan melakukan efisiensi energi dengan memanfaatkan energi alami yang tersedia pada wilayah pesisir dan laut. 

Efisiensi energi akan mendorong pertumbuhan ekonomi sirkular, melalui penghematan sumber daya dan biaya dengan melakukan optimalisasi waktu penggunaan sumber daya, produk dan komponennya.

Prinsip utama ekonomi sirkular yang efisien dari sumber daya alam adalah:

1). Pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan melalui peningkatan nilai hasil produksi dengan penggunaan bahan baku yang rendah;

2). Proses produksi dan konsumsi harus lebih ramah lingkungan;

3). Penerapan prinsip "pencemar membayar" atau imbal jasa lingkungan;

4). Penghapusan subsidi secara bertahap yang merugikan lingkungan;

5). Pengadaan ruang publik hijau dan inovatif; dan 6). Desain dan inovasi ramah lingkungan.

Topografi dan ekologi pesisir dan laut penghasil energi (Sumber foto; Koleksi pribadi, 2022)
Topografi dan ekologi pesisir dan laut penghasil energi (Sumber foto; Koleksi pribadi, 2022)

Besarnya ruang lingkup yang digunakan untuk memahami transformasi energi pada sumber daya pesisir dan laut maka diperlukan pembatasan ruang lingkup dalam menyusun transformasi energi.

Hal ini dimaksudkan agar efisiensi perhitungan perpindahan energi yang diperoleh dapat diketahui secara spesifik, fokus pada fungsi dari ekosistem pesisir dan laut dalam luasan wilayah tertentu, menghindari tingginya bias dan yang terpenting ialah mempermudah pengambilan keputusan untuk mengimplementasikan nilai energi yang digunakan.

Harus diakui bahwa efisiensi energi sumber daya alam saat ini menjadi hal penting untuk memahami seberapa besar produksi dari sumber daya memberikan nilai manfaat terhadap lingkungan dan manusia.

Hal ini juga dapat menjadi instrumen kebijakan yang dipilih oleh pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan sumber daya alam.

Bentuk implementasinya dengan asumsi stok dan aliran yang ditransformasikan menggunakan koefisien transformasi energi dengan satuan atau massa yang setara.

Jejak Ekologis (Ecological Footprint)

Terdapat asumsi bahwa kebutuhan akan jasa ekosistem dari manusia tumbuh lebih cepat dibandingkan kemampuan lahan bioproduktif untuk beregenerasi. 

Jejak ekologis (ecological footprint), yang diestimasi dalam satuan hektar, dapat digunakan sebagai alat untuk membandingkan bagaimana manusia menggunakan sumber daya alam dalam kehidupan sehari-hari dengan seberapa banyak lahan bioproduktif yang dibutuhkan untuk mendukung populasi. 

Kebutuhan modal alam (natural capital) menjadi hal penting bagi suatu populasi dan dapat ditunjukkan oleh jejak ekologisnya, yaitu luas lahan yang produktif untuk tujuan ekologis.

Luas lahan footprint bergantung pada besarnya populasi, standar hidup material, pemanfaatan teknologi, dan produktivitas ekologis. 

Ecological footprint tidak bisa tumpang tindih (overlap), daya dukung lingkungan yang dialokasikasikan untuk kecukupan (appropriated) organisme (atau satuan ekonomi) tidak bisa tersedia bagi organisme lain.

Penghitungan ecological footprint didasarkan pada dua fakta sederhana: pertama, semua sumber daya yang digunakan dan limbah yang dihasilkan dapat dilacak; kedua, sebagian besar aliran sumber daya dan limbah ini dapat diubah menjadi kawasan lahan produktif yang secara biologis diperlukan untuk mendukung fungsi produksi dan penyerapan limbah.

Oleh karena itu, jumlah penggunaan "ekosistem dan sumber daya" oleh suatu populasi atau komunitas dapat ditunjukkan oleh ecological footprint.

Transformasi dan efisiensi sumber daya pesisir dan laut yang kompleks (Sumber foto; Koleksi pribadi, 2022)
Transformasi dan efisiensi sumber daya pesisir dan laut yang kompleks (Sumber foto; Koleksi pribadi, 2022)

Pengambilan Produksi Primer Bersih oleh Manusia (Human Appropriation of Net Primary Production)

Kegiatan manusia dalam mengelola dan memanfaatkan jasa ekosistem pesisir dan laut berjalan seiring dengan dampak yang ditimbulkan terhadap ekosistem.

Artinya upaya pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan berdampak secara ekologis terhadap keberlanjutan sumber daya dan lingkungan, dalam jangka panjang dapat berpengaruh terhadap aspek sosial, budaya, ekonomi bahkan politik.

Human Appropriation of Net Primary Production (HANPP), merupakan indikator yang komprehensif untuk mengukur dampak penggunaan lahan oleh manusia pada ekosistem untuk menghitung: (a) manusia dan perubahan yang terjadi dalam produktivitas biologis, dan (b) panen biomassa.

HANPP merupakan perbedaan antara jumlah Net Primary Production yang tersedia dalam ekosistem dengan tidak adanya aktivitas manusia dan jumlah Net Primary Production yang sebenarnya masih ada dalam ekosistem atau setelah dimanfaatkan.

Manajemen energi berkaitan dengan transformasi dan efisiensi energi yang digunakan.

Prinsip umum manajemen energi yaitu harus bersifat umum dan memiliki tingkat validitas yang telah terbukti, seperti pemanfaatan energi; matahari, angin, gelombang dan arus laut sebagai energi terbarukan di kawasan pesisir dan laut.

Selain itu juga dapat ditelusuri dari ecological foodprint. Manajemen energi tidak dipengaruhi oleh tingkat keragaman pengguna akhir energi baik dari segi standar teknis, ekonomi, dan lingkungan.

Transformasi dan efisiensi energi dalam perspektif manajemen energi berarti bahwa setiap proses perubahan energi harus mengalami kerugian energi sesedikit mungkin.

Manajemen energi sumber daya pesisir dan laut berperan dalam meningkatkan efisiensi energi akibat adanya kegiatan transformasi energi yang terjadi pada kawasan ini.

Manajemen energi yang efektif tercapai melalui tahap yang komprehensif terhadap karakteristik dan keberadaan energi di suatu kawasan (imfb).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun