Sebagian ulama menganjurkan agar puasa bulan Muharram ini berbeda dengan kebiasaan orang Yahudi dan Nashrani maka dilaksanakan 2 hari yaitu tanggal 9 dan 10 Muharram. Dimana pada tanggal 10 Muharram merupakan kebiasaan puasa Nabi SAW sebelumnya dan tanggal 9 Muharram sebagai sebagai pembeda sesuai dengan hadits di atas.
Nah dari uraian diatas dapat diketahui mengapa umat islam mengenal puasa asura dan tasu'a (9&10 muharam) lalu hubungannya dgn lebaran anak yatim apa?? ada sedikit dalil yg menjelaskannya.
Diriwyatkan bahwa Rasul saw menyayangi anak2 yatim, dan lebih menyayangi mereka pd hari 10 muharram (Asyura).
dan menjamu serta bersedekah pd 10 muharram bukan hanya pd anak yatim tapi keluarga, anak, istri, suami dan orang orang terdekat, karena itu sunnah beliau saw dan pembuka keberkahan hingga setahun penuh. (Faidhul qadir juz 6 hal 235-236).
Diriwayatkan pula bahwa sayyidna Umar ra menjamu tamu dengan jamuan khusus, pada malam 10 muharram (Musnad Imam Tabrani/ Tafsir Ibn katsir Juz 3 hal 244.
Entah apakah dalil ini cukup kuat tapi yg pasti ada keutamaan untuk menyayangi anak yatim sebagaimana Hadist yg artinya:
"Saya dan orang yang menanggung hidup anak yatim seperti dua jari ini ketika di surga." Beliau berisyarat dgn jari telunjuk dan jari tengah, dan beliau memisahkannya sedikit." Â (HR. Bukhari no. 5304)
Mau menjalankan atau tidak terserah pribadi masing-masing :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H