Libur akhirnya tiba setelah beberapa hari aku nanti-nantikan. Semangatku pun menggebu-gebu. Pagi itu aku mandi pagi lebih awal dari hari biasanya. Begitu juga ibu dan ayahku, bahkan nenek dan tanteku.
Pagi itu, Rabu 31 Agustus 2016, aku bersama keluargaku memang berniat piknik ke Bogor, Jawa Barat. Persisnya di Kebun Raya Bogor.
Bagi sebagian orang mungkin sudah berkali-kali pergi ke tempat wisata alam itu, tapi ini jadi momen pertamaku menginjak tempat wisata yang banyak ditumbuhi jenis pepohonan itu.
Kenapa kami memilih berlibur saat weekdays atau hari biasa? Karena itulah saat ayahku libur. Ayahku belakangan ini memang tak pernah libur pada akhir pekan, karena peraturan di tempat kerjanya seperti itu. Libur pada akhir pekan bisa dihitung jari dalam setahun.
Meski demikian, ayah menikmati pekerjaanya dan tak pernah mengeluh. Dia kini menjadi tulang punggung keluargaku, sejak ibu berhenti bekerja beberapa bulan lalu.
Ibu memilih keluar dari pekerjaan di perusahaan farmasi karena dua alasan, yakni agar bisa menjaga dan merawat Aghung Nini, panggilan untuk nenekku. Selain itu, ibu ingin merawat dan melihatku tumbuh dewasa. Tumbuh menjadi anak yang salehah, cerdas, dan kuat, serta berguna bagi banyak orang.
"Wuuihh, ibu sudah mandi?" ujar ayah meledek ibu, yang suka malas mandi.
"Udah dong, kan mau jalan-jalan," timpal ibu berseloroh.
Setelah semua siap, kami pun berangkat. Ayah juga sudah siap memanaskan mobil. Sayang, pagi itu kami tak mengajak Aghung Akek, ayah dari ibuku atau kakekku.
Aghung Akek memilih tinggal di rumah sendirian karena memang sedang sakit sejak beberapa hari ini, meski sudah lebih baik dari sebelumnya. Saat sehat pun ia lebih suka tidur di rumah saat libur kerja.
Perasaanku makin senang ketika aku masuk ke mobil. Aku duduk bersama ibu dan tanteku di kursi tengah. Sedangkan Aghung Nini atau nenekku duduk di bangku depan, di samping ayah yang mengemudikan mobil.