Mohon tunggu...
Risky Pangestu Agustyan
Risky Pangestu Agustyan Mohon Tunggu... Jurnalis - Lahir untuk bersinar terang

Masih Mahasiswa, Aktif di Media, Kabupaten Bekasi Pride

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Gemerlap Kota Industri, Menjamurnya Kupu-Kupu Malam

16 Januari 2023   19:33 Diperbarui: 16 Januari 2023   19:43 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KABUPATEN BEKASI- Sisi gemerlap wilayah Industri terbesar se-Asia Tenggara yakni Kabupaten Bekasi kian Menggila. Pasalnya makin hari makin jadi.


Di usia daerah Kabupaten Bekasi yang memasuki umur lebih dari setengah abad di usia yang ke 72 tahun. Pribahasa Tua-tua Keladi makin tua makin jadi. itu lah yang  paling tepat.

Beraneka ragam khusus nya Tempat Hiburan Malam (THM) di Kabupaten Bekasi ditawarkan mulai dari grade rendah, hingga tinggi di wilayah terbesar se-Asia Tenggara di tawarkan kepada para laki-laki hidung belang.

Dara salah satunya wanita asal Sukatani, Ia terpaksa berkerja sebagai pemandu lagu di salah satu Tempat Hiburan Malam (THM) di Cikarang Selatan.

Ia mengungkapkan karena latar belakang pendidikan, faktor ekonomi, patah hati kemudian susahnya lapangan kerja menjadikan Ia terpaksa bergelut di tempat yang biasa di jamak oleh laki-laki hidung belang.

"Gara-gara faktor ekonomi sih sebenernya, aku putus sekolah, udah itu aku tuh waktu itu pernah menikah, tapi cerai, iya jadi gini," tuturnya ketika di wawancarai Senin (16/01).

Di usia nya yang masih belasan tahun ini Dara berbergelut di dunia malam sudah satu tahun lamanya.

"Awalnya kesel sama cowo, aku di tinggal cerai sama mantan suami aku, padahal aku sudah di karuniai anak," tuturnya.

Ia mengaku pernah menikah kurang lebih selama satu tahun lamanya dan cerai. kemudian Ia sudah di karuniai anak laki-laki yang usianya sudah beranjak tiga tahun.

"Mantan suami aku ga bertanggung jawab orangnya jadi imbasnya aku menanggung ini semua buat membiayayi anak aku," imbuhnya.

Usut punya usut Dera ini merupakan sosok anak semata wayang dari keluarga yang terbilang ekonominya sulit.

"Aku juga kalo misalkan ada kerjaan lain aku gamau kerja di tempat seperti ini, nyari kerja disini susah," katanya

Ia banting tulang demi menafkahi keluarganya, terlebih saat ini untuk mencari kerja di daerah yang terbilang wilayah industri terbersar se-Asia tenggara ini sangat sulit.

Meskipun pemerintah daerah terkait tidak pernah mempromosikan Tempat Hiburan Malam (THM) sebagai tujuan wisata, namun boleh jadi wilayah ini merupakan salah satu daya tarik wisata bagi pekerja asing yang haus akan hiburan malam sehingga sengaja di sambangi untuk menghibur diri.

Seperti diketahui berbagai faktor di alami dari para wanita malam tersebut contohnya,

Faktor ekonomi - Dalam hal ini seseorang memilih jalan hidup menjadi Pekerja Seks Komersial karena alasan ekonomi.

"Acap kali pekerjaan tersebut mereka lakoni bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi melainkan juga untuk memenuhi kebutuhan, orang tuanya, kebutuhan anak dan keluarganya,"

Faktor kemalasan - Dalam hal ini kehidupan prostitusi mereka jalanni karena pola hidup malas.

"Ingin hidup dengan gaya glamour tapi enggan untuk bekerja keras. Dengan modal kecantikan, kemolekan tubuh mereka mudah mendapatkan uang meski dengan jalan tidak halal,"

Faktor pendidikan - Faktor ini acap kali menhebabkan kaum wanita terjerums ke lembah prostitusi.

"Wawasan yang terbatas menyebabkan mereka tidak mampu melihat masa depan yang jauh ke depan sehingga tidak jarang memilih jalan instan yang sesat mendapatkan uang dan gaya hidup bebas hingga menjerumuskan dirinya ke dalam kehidupan prostitusi,"

Faktor Pergaulan bebas - llFaktor ini acap kali menyebabkan para gadis belia terlanjur melakukan hubungan intim dengan sang pacar, lalu ditinggal pergi oleh pacarnya.

"Dengan kekecewaan yang mendalam akan hal tersebut, sering menyebabkan si gadis melacurkan diri sebagai akibat dari rasa kecewa karena ditinggal pergi sang pacar tersebut,"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun