Buah impor ini bisa ditemui di berbagai penjuru nusantara dengan mudah. Terlebih dipasar modern hingga pusat perbelanjaan dan mall atau supermarket. Â
Penggunaan bahan kimia, jelas sangat  tidak  baik  bagi kesehatan, apalagi penggunaannya jangka panjang. Berbagai jenis penyakit bisa menghantui setiap saat bahkan hingga mematikan. Sebagai contoh kasus  melon yang terserang bakteri dari Australia, sehingga mematikan  pengkonsumsinya.Â
Selain itu penggunaan zat kimia pada  buah juga dapat  mengurangi nutrisi yang terkandung dalam buah tersebut yang berakibat nutrisi yang masuk ketubuh menjadi kurang optimal.
Untuk menangkal serangan buah impor di Indonesia dalam artian menghentikan impor adalah kewenangan dari negara khususnya kementerian perdagangan dan pertanian. Bagi remaja ataupun generasi muda, kita juga tentu juga dapat melakukannya, namun bukan berarti tidak memakan buah anggur ataupun apel sama sekali.Â
Namun langkah yang bisa dibuat bagi generasi remaja yang peduli dengan kondisi buah-buahan di Indonesia adalah dengan pendidikan, yakni dengan sekolah di SMK bidang pertanian. Sesuatu yang logis dan bisa diterapkan pada siapapun.
Pendidikan tentu berperan penting dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Pendidikan yang baik akan berbanding sejajar terhadap kemampuan suatu penduduk untuk berkarya dan bekerja, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan per kapital. Selain hal tersebut, daya saing dan daya adaptasi masyarakat yang semakin baik berarti dapat meningkatkan kualitas hidup.
Menangkal buah Impor dengan sekolah di SMK Pertanian?
SMK Pertanian sebagaimana yang kami rasakan, dalam pembelajaran teori maupun praktiknya menerapkan suasana belajar yang mengasyikan, dinantikan jam demi jam pertemuanya, dan memberi kesan mendalam bagi seluruh pesertanya.Â
Proses pembelajaran disekolah kami menciptakan kondisi yang merangsang terjadinya komunikasi dan interaksi, hubungan harmonis antara pendidik dan peserta didik. Dan salah satu kekhususan pada jurusan pertanian adalah adanya FIELD TRIP untuk memperoleh pengetahuan baru dibidang pertanian dalam pembelajaran produktif yang dilakukan diluar sekolah setelah pembelajaran teori.Â
Pembinaan peserta didik dengan pendekatan ketarunaan, kerohanian dan kekeluargaan terbukti mampu mencetak putra- putri yang terbaik bagi alumni-alumninya.
Ketika kita sekolah di SMK pertanian, kita akan diajari bagaimana cara menghasilkan suatu komoditas dengan baik. kita juga mampu mengelola sumber daya lahan dengan maksimal. Tentunya dengan berbekal penerapan teknologi pertanian secara terpadu. Apalagi ilmu sekarang terbentang tanpa batas melalui HP masing-masing. Dimana generasi remaja sekarang yang disebut generasi milenial memiliki ciri berfikir strategis, inovatif, energis, antusias dan fasih menghadapi teknologi digital, sehingga dapat menjadi pembawa pembaruan dalam dunia pertanian.