Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Surabaya Artikel Utama

Revitalisasi Kawasan Kota Lama Surabaya, Harapan Penataan Kota Tua yang Terencana

10 Juni 2024   07:56 Diperbarui: 10 Juni 2024   11:01 1221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa pengunjung berfoto di depan sebuah gedung kawasan Kota Lama Surabaya. - Dokpri

Setelah sukses dengan revitalisasi Jalan Tunjungan, Pemkot Surabaya melakukan revitalisasi kawasan Kota Lama yang berada di sekitar Jalan Rajawali dan Jembatan Merah.

Jika kawasan Jalan Tunjungan dikenal sebagai kawasan kota atas, maka kawasan ini lebih dikenal sebagai kota bawah. Kawasan yang keramaiannya muncul terlebih dahulu karena dekat dengan muara aliran Sungai Kalimas.

Di sini, aneka bangunan zaman lawas sudah terbangun sejak masa lampau. Beberapa bangunan masih terawat apik dan menyajikan arsitektur dengan berbagai macam gaya. Beberapa bangunan sudah beralih fungsi menjadi bentuk fasad bangunan baru yang sangat berbeda dengan aslinya. Ada juga bangunan yang masih mempertahankan bangunan asli, tetapi kondisinya sangat memprihatinkan. Kumuh dengan cat yang kusam dan terkelupas.


Nah, atas alasan tersebut dan untuk mendongkrak pariwisata Kota Surabaya, maka Pemkot Surabaya pun melakukan revitalisasi di kawasan Kota Lama ini. Kegiatan ini sudah dilakukan sejak beberapa bulan yang lalu dan sampai sekarang masih berlangsung. Meski cukup menganggu kenyamanan pengguna jalan di kawasan tersebut, tetapi setidaknya ada harapan penataan yang baik sehingga dapat dinikmati oleh banyak warga Surabaya maupun luar Surabaya.

Hotel lawas di Jalan Rajawali. - Dokumen Pribadi
Hotel lawas di Jalan Rajawali. - Dokumen Pribadi

Sama dengan warga Surabaya lainnya, saya pun cukup antusias dengan penataan kawasan ini. Maka, setiap naik Suroboyo Bus, saya selalu menyempatkan diri untuk melihat kondisi terkini.

Salah satu minat saya adalah pada Halte Jembatan Merah yang sudah dibangun kembali dengan apik. Halte ini terlihat lebih besar dan megah. Tak sekadar terdapat informasi rute dan peta integrasi transportasi, di sini juga terdapat peta lengkap mengenai kawasan kota lama.

Halte Jembatan Merah yang sudah dibangun kembali. - Dokumen Pribadi
Halte Jembatan Merah yang sudah dibangun kembali. - Dokumen Pribadi

Peta tersebut mencakup informasi halte bus, penginapan, museum, restoran, dan tempat menarik lainnya. Keberadaan peta tersebut sangat penting sebagai panduan bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke sana. Tak hanya itu, penempatan peta yang terdapat pada Halte Suroboyo Bus diharapkan menarik minat masyarakat untuk naik transportasi umum.

Papan petunjuk yang sudah mulai terpasang. - Dokumen Pribadi
Papan petunjuk yang sudah mulai terpasang. - Dokumen Pribadi

Pemkot Surabaya sudah mendesain bahwa Suroboyo Bus adalah moda transportasi andalan utama untuk menuju kawasan ini. Suroboyo Bus diharapkan menjadi tombak bagi wisatawan, terutama dari luar kota untuk naik transportasi umum ke kawasan tersebut. Nantinya, wisatawan bisa memanfaatkan jasa tukang becak atau berjalan kaki untuk menikmati berbagai bangunan dan tempat indah di sana.

Penataan soal transportasi ini memang patut diapresiasi. Namun, perlu diingat bahwa di kawasan tersebut tidak hanya digunakan sebagai tempat singgah Suroboyo Bus. Beberapa angkutan umum lain seperti lyn SG dari arah Gresik, bus bumel arah Bungurasih, dan beberapa rute lyn/bemo lainnya. Tentu, keberadaan angkutan umum tersebut juga masih dibutuhkan oleh warga. Semoga saja, nantinya ada shelter yang representatif agar semua kendaraan umum masih bisa menaikturunkan penumpang di kawasan ini dengan teratur.

Guiding block yang juga sudah terpasang. - Dokumen Pribadi
Guiding block yang juga sudah terpasang. - Dokumen Pribadi

Penataan kawasan Kota Lama Surabaya ini juga mencakup penataan kabel yang menjuntai di kawasan tersebut. Walau sudah dilakukan revitalisasi terhadap bangunan dan bagian lainnya, rasanya akan sia-sia jika melihat banyak kabel masih menjuntai dan melilit dengan tak rapi. Jika terlihat pada kamera, keberadaannya bisa mengurangi keindahan kawasan Kota Lama.

Maka dari itu, revitalisasi Kota Lama Surabaya juga mencakup penataan kabel yang belum optimal. Beberapa minggu lalu, saya melihat beberapa petugas dari PLN sedang memotong kabel di depan bangunan PTPN.

Kemarin, kabel tersebut sudah tak tampak lagi dan kemungkinan besar sudah ditanam. Kabel tersebut ditanam di saluran bawah tanah agar tak tampak di permukaan. Penataan seperti ini diharapkan menjadi proyek percontohan dalam menata kawasan kota tua.

Pekerja yang sedang membangun kembali Taman Sejarah. - Dokumen Pribadi
Pekerja yang sedang membangun kembali Taman Sejarah. - Dokumen Pribadi

Walau demikian, tentu proses tersebut tidaklah mudah dan perlu waktu lama. Makanya, kegiatan peresemian Kawasan Kota Lama Surabaya pun mundur. Dari yang semula akhir Mei saat peringatan HUT Kota Surabaya menjadi diprediksi mundur pertengahan Juni ini. Meski mundur, langkah ini juga patut diberi apresiasi. Lebih baik terlambat daripada tergesa yang malah mengganggu pemandangan.

Apalagi, kini mulai banyak warga Surabaya dan luar Surabaya yang berkunjung ke Kota Lama Surabaya padahal belum jadi sepenuhnya. Mereka mulai memenuhi beberapa spot foto yang sudah terlihat cantik. Bangunan PTPN adalah spot paling dicari oleh wisatawan karena gaya bangunannya memang eksotik.

Bangunan lawas yang terlihat kusam. - Dokumen Pribadi
Bangunan lawas yang terlihat kusam. - Dokumen Pribadi

Tak hanya gedung PTPN dan beberapa bank, jalan di sebelah Gedung Internatio yang kini diubah menjadi plaza (ruang terbuka) pun menjadi ramai. Para pengunjung berfoto dengan latar Gedung Internatio, Jembatan Merah Plaza, dan Gedung Bank Mandiri di seberangnya. Sebuah pelican crossing untuk memudahkan menyeberang pun sudah mulai dipasang di depan Taman Sejarah meski belum bisa digunakan.

Salah satu bangunan yang dicat ulang. - Dokumen Pribadi
Salah satu bangunan yang dicat ulang. - Dokumen Pribadi

Sayangnya, area tempat parkir bagi pengunjung masih belum maksimal. Banyak pengunjung yang memakirkan kendaraan di sekitar Jalan Gelatik atau beberapa pinggir jalan lainnya.

Semoga saja penataan tempat parkir ini juga menjadi perhatian karena bagaimana pun opsi menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju kawasan ini masih menjadi opsi utama.

Sebenarnya, untuk menikmati kawasan ini adalah dengan memahami sejarah masa lampau yang ada. Bagaimana Kota Lama Surabaya bisa menjadi denyut nadi ekonomi permulaan awal Kota Surabaya sebelum berpindah ke sekitar Jalan Tunjungan.

Untuk itulah, Pemkot Surabaya akan membagi kawasan Kota Lama Surabaya menjadi 4 zona, yakni Eropa, Melayu, Tionghoa, dan Arab. Keempat zona ini sebenarnya merupakan kawasan yang terhubung satu sama lain melalui Jembatan Merah.

Pabrik Limun dan Sirup yang legendaris. - Dokumen Pribadi
Pabrik Limun dan Sirup yang legendaris. - Dokumen Pribadi

Nantinya akan ada jip wisata yang akan membawa wisatawan berkelilng - Dokumen Pribadi
Nantinya akan ada jip wisata yang akan membawa wisatawan berkelilng - Dokumen Pribadi

Dengan memahami konsep 4 zona tersebut, maka diharapkan wisatawan tak sekadar berfoto, tetapi bisa mengambil pelajaran sejarah akan eksistensi dan perkembangan sebuah kota.

Sebelum semaju sekarang, denyut nadi ekonomi Surabaya bermula dari kawasan ini yang dihuni oleh beragam etnis. Makanya, hingga sekarang pun Surabaya masih berkembang pesat karena semua etnis di dalamnya masih bersatu padu demi kemajuan kota.

Anak-anak yang tinggal di sekitar kampung Kawasa Kota Lama Surabaya saat meminta berfoto. Area bermain juga akan dibangun. - Dokumen Pribadi
Anak-anak yang tinggal di sekitar kampung Kawasa Kota Lama Surabaya saat meminta berfoto. Area bermain juga akan dibangun. - Dokumen Pribadi

Sebenarnya, masih ada banyak tempat menarik lain yang menunggu selesai pembangunan dan peresmiannya. Agar tidak kecewa, maka sebaiknya ditahan dulu sebentar agar proses pembangunan bisa lancar dan segera selesai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun