Sayangnya, area tempat parkir bagi pengunjung masih belum maksimal. Banyak pengunjung yang memakirkan kendaraan di sekitar Jalan Gelatik atau beberapa pinggir jalan lainnya.
Semoga saja penataan tempat parkir ini juga menjadi perhatian karena bagaimana pun opsi menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju kawasan ini masih menjadi opsi utama.
Sebenarnya, untuk menikmati kawasan ini adalah dengan memahami sejarah masa lampau yang ada. Bagaimana Kota Lama Surabaya bisa menjadi denyut nadi ekonomi permulaan awal Kota Surabaya sebelum berpindah ke sekitar Jalan Tunjungan.
Untuk itulah, Pemkot Surabaya akan membagi kawasan Kota Lama Surabaya menjadi 4 zona, yakni Eropa, Melayu, Tionghoa, dan Arab. Keempat zona ini sebenarnya merupakan kawasan yang terhubung satu sama lain melalui Jembatan Merah.
Dengan memahami konsep 4 zona tersebut, maka diharapkan wisatawan tak sekadar berfoto, tetapi bisa mengambil pelajaran sejarah akan eksistensi dan perkembangan sebuah kota.
Sebelum semaju sekarang, denyut nadi ekonomi Surabaya bermula dari kawasan ini yang dihuni oleh beragam etnis. Makanya, hingga sekarang pun Surabaya masih berkembang pesat karena semua etnis di dalamnya masih bersatu padu demi kemajuan kota.
Sebenarnya, masih ada banyak tempat menarik lain yang menunggu selesai pembangunan dan peresmiannya. Agar tidak kecewa, maka sebaiknya ditahan dulu sebentar agar proses pembangunan bisa lancar dan segera selesai.