Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Tak Lagi Masuk Terminal Bungurasih, Penumpang Trans Jatim Rute Mojokerto "Dipaksa" Naik dan Turun di Terminal Bayangan

19 November 2023   08:50 Diperbarui: 19 November 2023   18:12 3418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penumpang bus yang akan naik. Dokpri.

Saat bus K1 datang, para penumpang pun berebut masuk. Apesnya, bus K1 yang datang juga sudah penuh. Paling banyak menampung sekitar 5 penumpang. Saya dan penumpang lain harus menunggu bus belakangnya. Belum juga bus K1 datang, bus K2 sudah datang lagi. Antrean penumpang semakin penuh hingga meluber ke jalan.

Padahal, saat itu hari Sabtu saat belum banyak pekerja menggunakan bus Trans Jatim. Tidak bisa dibayangkan bagaimana chaosnya halte tersebut di pagi hari saat jam kerja.

Setelah menunggu 3-4 bus, akhirnya saya bisa masuk bus K1 untuk menuju Terminal Bungurasih. Ada satu insiden yang cukup berbahaya yakni pintu bus masih terbuka saking penuhnya penumpang. Padahal, di dekat pintu ada seorang anak kecil bersama ibunya. Untung saja kondektur sigap dan berteriak agar pintu segera ditutup. Kejadian ini menjadi salah satu bukti nyata bahwa perpindahan halte transit dari Terminal Bungurasih ke Medaeng adalah sebuah kebijakan yang buruk.

Di dalam bus, para penumpang melayangkan protes kepada kondektur. Tentu, ia tak bisa berbuat apa-apa dan hanya menaati aturan yang dibuat. Para penumpang protes karena mereka rugi waktu dan tenaga untuk transit dan menunggu lama. Padahal, jika kegiatan ini dilakukan di Terminal Bungurasih, maka penumpang tinggal geser saja.

Penumpang bus yang akan naik. Dokpri.
Penumpang bus yang akan naik. Dokpri.

Protes juga dilayangkan di media sosial milik Trans Jatim. Keluhan dan kemarahan dilontarkan oleh para pengguna. Mereka heran mengapa kebijakan ini diubah tiba-tiba. Banyak yang beranggapan bahwa kebijakan ini dilakukan karena demo atau perminataan yang dilakukan oleh sopir angkot.

Memang, saat awal pengoperasian Bus K2, ada spanduk penolakan di sekitar wilayah Taman dan Krian. Dua wilayah ini memang dilintasi beberapa rute angkot yang masih eksis.

Padahal, kebanyakan penumpang turun di Mojokerto atau area setelah Balangbendo, yakni perbatasan antara Sidoarjo dan Mojokerto. Kalau pun ada yang berniat turun di sekitar wilayah Taman itu hanya beberapa saja meski permintaannya cukup tinggi.

Jika persepsi ini benar, maka pemerintah sudah kalah oleh pihak-pihak tertentu. Bagaimana bisa, sebuah terminal yang dikelola oleh pemerintah bisa disetir penggunaanya oleh segelintir orang.

Tidak hanya itu, apa yang terjadi pada bus K2 ini menjadi bukti bahwa upaya penataan transportasi umum di Jawa Timur masih jauh panggang dari api. Jangan berharap banyak pada provinsi yang mengagungkan tagline Cetar Membahana Hingga ke Luar Angkasa ini untuk maju menjadi yang lebih baik.   

@ikromzayn Ruwetnya Halte Medaeng setelah bus #transjatim  suara asli - Ikrom Zayn

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun