Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Surabaya Artikel Utama

Feeder "Wira-Wiri Suroboyo", Harapan Pemutus Disparitas Transportasi Umum di Surabaya

7 Maret 2023   08:54 Diperbarui: 7 Maret 2023   14:11 2154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah menjadi rahasia umum bahwa wilayah Benowo, Pakal, Kandangan, dan sekitarnya dianggap sebagai wilayah yang tak tersentuh pembangunan Kota Surabaya secara merata. Salah satunya adalah pembangunan transportasi umum. Wilayah ini juga cukup jauh dari Surabaya dan dulu saya pernah mengira wilayah ini sudah masuk Kabupaten Gresik karena saking jauhnya.

Ketika viral video Bu Risma marah-marah soal pelayana e-KTP yang amburadul di Surabaya, beliau saat itu menggambarkan bagaimana jika warga dari Benowo harus oper bemo atau angkot dan menunggu lama demi mendapatkan e-KTP. 

Penggambaran tersebut membuat pemahaman bahwa daerah ini memang salah satu daerah yang juga harus diperhatikan dalam menata transportasi umum.

Kini, dengan adanya feeder warga Benowo bisa jalan-jalan ke Tunjungan. Sebuah hal yang mungkin akan sulit dilakukan bagi mereka yang masih belum memiliki kendaraan pribadi.

Tiket feeder yang terintegrasi dengan Suroboyo Bus. - Dokpri
Tiket feeder yang terintegrasi dengan Suroboyo Bus. - Dokpri

Dalam perjalanan saya dari Pasar Kembang ke Tunjungan, saya bersama simbah-simbah yang niat jalan-jalan ke Tunjungan. Dari raut muka dan pembicaraan mereka, tampak sekali kebahagiaan bisa naik feeder ini. Maka, saya berpikir sebenarnya jika ingin melihat ketidakmerataan pembangunan di Indonesia sebenarnya tidak perlu jauh-jauh. Datanglah ke Surabaya dan lihatlah warga di daerah pinggiran selama ini cukup susah mendapatkan layanan transportasi umum.

Untuk pengalaman naik feeder ini sendiri sebenarnya cukup nyaman dan mirip Feeder Trans Semarang. Ada dua jenis armada yang digunakan, yakni armada Hi Ace dengan kapasitas 14-16 orang dan armada Grand Max dengan kapasitas 11 orang. Di dalam feeder terdapat layar monitor berisi informasi rute. Ada pula mesin pembayaran nontunai di dekat pintu yang terbuka secara otomatis.

AC yang menyala kencang membuat nyaman. Sopir pun yang menurut informasi merupakan sopir angkot rute yang terdampak juga mengemudikan feeder dengan baik. Walau kadang mereka masih bingung mencari letak halte yang harus dituju, tetapi masih perlu dimaklumi. Halte yang terpasang memang belum diinformasikan jelas oleh akun Wira-Wiri Suroboyo. Kadang, posisi halte juga terhalang oleh pohon atau bangunan lain.

Halte transit antara Feeder dan Suroboyo Bus di Marmoyo, sebrang Kebun Binatang Surabaya. - Dokpri
Halte transit antara Feeder dan Suroboyo Bus di Marmoyo, sebrang Kebun Binatang Surabaya. - Dokpri

Seorang kondektur juga disiagakan di setiap armada feeder. Selain membantu sopir dan penumpang, mereka juga memastikan penumpang bisa transit ke Suroboyo Bus atau Trans Semanggi. Untuk seminggu ini, tiket masih gratis dan akan berbayar sebesar 5.000 rupiah untuk umum dan 2.500 rupiah untuk pelajar pada minggu berikutnya.

Kelemahan utama feeder ini adalah posisi armadanya belum bisa dicek melalui aplikasi seperti Trans Semanggi atau Suroboyo Bus. Penumpang harus sabar menunggu di tempat pemberhentian. Jika mereka sedang beruntung, maka akan cepat mendapatkan feeder. Jika tidak, maka mereka harus ekstra sabar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun