Beberapa hari yang lalu, linimasa saya dihebohkan dengan suatu unggahan dari seorang penumpang Suroboyo Bus yang komplain terhadap pelayanan bus tersebut.
Ia tidak komplain tentang fasilitas di dalam bus atau waktu tunggu bus yang lama, melainkan ia dilarang untuk mengambil video oleh kondektur.Â
Ia mengatakan dalam cuitannya agak aneh saat ia mulai merekam di dalam bus tiba-tiba saja diminta kondektur untuk menghentikan kegiatannya. Sang kondektur pun meminta penumpang tersebut untuk izin terlebih dahulu pada pihak Suroboyo Bus.
Sontak, unggahan tersebut viral dan menuai pro dan kontra. Sejak kapan ada larangan di dalam Suroboyo Bus.Â
Larangan di dalam bus tersebut adalah makan dan minum, membuat kegaduhan, dan tidak menggunakan masker.
Setelah viral, pihak Suroboyo Bus pun kemudian memberikan jawaban bahwa proses perekaman di dalam bus yang menggunakan kamera pro seperti kamera DSLR harus disertai izin dari kantor.Â
Jawaban tersebut pun akhirnya malah memicu polemik. Pasalnya, penumpang tersebut merekam menggunakan ponsel alias kamera HP. Lalu, apa yang salah?
Melihat kejadian tersebut, saya tidak berani mengambil kesimpulan dulu mengenai siapa yang salah dan siapa yang benar. Lantaran, saya tidak berada dalam bus tersebut.Â
Bisa saja, sang penumpang membuat penumpang lain terganggu atau memang karena sang kondektur tidak paham aturan tersebut.
Selama ini, saya aman-aman saja saat melakukan kegiatan perekaman dalam Suroboyo Bus. Bahkan, saya sudah membuat cukup banyak video di dalam Suroboyo Bus yang juga menggunakan ponsel pribadi.Â