Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Buzzer dan Lambannya Pengungkapan Fakta oleh Polisi, Batu Sandungan Keikhlasan Tragedi Kanjuruhan

10 Oktober 2022   07:00 Diperbarui: 10 Oktober 2022   07:13 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pedagang mebel dan jam yang masih buka dan berjualan. - Dokpri

Seorang rekan yang turut bertakziah mengatakan bahwa sebenarnya para keluarga korban sudah ikhlas dengan kejadian ini meski tagar usut tuntas terus disuarakan. 

Banyak yang sudah melepas kepergian sanak saudaranya agar bisa menghadap Sang Kuasa dengan tenang. Namun, ada satu ganjalan yang bisa jadi akan membuat luka para keluarga korban kembali menganga.

Beberapa orang berkumpul untuk memulai berdoa. - Dokpri
Beberapa orang berkumpul untuk memulai berdoa. - Dokpri

Tak lain, dengungan para buzzer yang hingga kini sering terdengar seolah menyudutkan korban. Mulai dari gara-gara ulah Aremania yang rusuh, mengapa membawa anak kecil ke stadion, dan berbagai alasan lain yang tak memberikan satu pun empati pada keluarga korban.

Sehari setelah kejadian, status FB saya dipenuhi oleh mereka yang bermain dengan analisisnya masing-masing dengan tujuan satu: menyudutkan korban Tragedi Kanjuruhan. Jujur, saya sempat sedikit marah dengan mengumpat dalam Bahasa Malangan mengenai nirempati yang mereka lakukan. Bagaimana bisa, dengan kondisi semacam ini mereka tega berbuat seperti itu?

Karangan bunga dan berbagai benda yang dikumpulkan. - Dokpri
Karangan bunga dan berbagai benda yang dikumpulkan. - Dokpri

Saya tidak tahu, bagaimana rasanya menjadi keluarga korban langsung jika mendengar analisis ngawur mereka. Bagaimana bila seorang ibu yang kehilangan anaknya mengetahui malah ia disalahkan atas apa yang sudah terjadi. Kadang, saya pun berpikir kok susah sekali sebentar saja tidak melakukan kegiatan buzzering demi kemanusiaaan.

Orang-orang yang memadati pintu 13. - Dokpri
Orang-orang yang memadati pintu 13. - Dokpri

Untung saja, berbagai fakta terbuka, terlebih setelah Washington Post mengemukakan analisis mendalam bahwa lebih dari 40 amunisi ditembakkan, gas air mata, flash bang, dan flare oleh polisi. 

Tembakan tersebut diarahkan tepat ke penonton yang berada di tribun bagian selatan stadion (tribun 11, 12, 13). Analisis apik dari media terkemuka internasional ini kemudian membungkam para buzzer yang sebelumnya bersuara seolah tragedi ini murni berasal dari Aremania.

Analisis dari Washington Post mengenai tembakan gas air mata di Stadion Kanjuruhan.  - Dok Washington Post.
Analisis dari Washington Post mengenai tembakan gas air mata di Stadion Kanjuruhan.  - Dok Washington Post.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun