Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bagaimana Saya Bisa Melupakan Suara Tawa Renyah dari Setiap Ceramah KH Zainur Rozikin?

9 April 2022   09:20 Diperbarui: 11 April 2022   03:17 3469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Channel YT Jasa Bahagia

Campur kode menjadi keterampilan yang cukup penting dimiliki oleh penceramah karena selain untuk menghibur juga membuat jamaah yang mendengarkan semakin yakin dengan pesan yang beliau sampaikan. Salah satunya adalah pada petikan ceramah beliau di bawah ini:

Hadirin hadirot yang seluruhnya dimuliakan Allah Subhanahu Wa Taala. Aamiiinn. Mangga tirokaken kula nggih.......Lek kula muni Allahu Akbar kabeh nyaut Allahu Akbar. Lek kula muni NKRI nyaut harga mati. Nggih? Ayo Bismillahirrokhamnirrokhim

Sepintas, KH Zainur Rozikin menggunakan gaya bahasa seperti anak Jaksel yang mencampurkan beberapa klausa beda bahasa dalam sebuah kalimat. Namun, dalam pendekatan sosiolinguistik, beliau ternyata memahami beberapa teknik campur koda yakni leksikalisasi kongruen. Pada teknik ini, penceramah akan cenderung menerapkan campur koda secara acak pada dua bahasa yang memiliki kemiripan struktur. Kalimat pada frasa pertama dalam bahasa inggris memiliki kemiripan struktur yang mirip dengan frasa kedua dan seterusnya. Jadi, meski tercampur dalam beberapa bahasa, tetapi jamaah yang mendnegarkan masih nyambung dan paham serta bisa tertawa.

Hmmmmmm....hmmmmmmm......hmmmmm....

Kemampuan KH Zainur Rozikin yang cukup apik adalah diksi atau pemilihan kalimat. Walau kadang kalimat yang beliau ucapkan sedikit saru, terutama ketika menggunakan bahasa Jawa Timuran, tetapi tetap saja dengan pemilihan kata tersebut membuat jamaah tidak ngantuk dan tetap mendengarkan ceramahnya.

Contohnya, beliau mengatakan sebuah petikan kalimat seperti ini:

Lek lanang "a" lek wedok "I". Lek lanang dewa lek wedok dewi. Ayo kabeh melu muni sing banter sing banter. Lek lanang di udara, lek wedok diudhari.

Artinya dalam bahasa Indonesia:

Jika laki-laki "a" jika perempuan "I". jika lanang dewa jika perempuan dewi. Ayo semua jamaah menirukan yang keras ya. Jika laki-laki di udara kalau perempuan diudhari (ditelanjangi).

Astaghfirullah, saya ngakak sejadi-jadinya ketika mendengar petikan tersebut. Walau hanya gurauan, tetapi membuat saya semangat mendengarkan lanjutan ceramah beliau.

Jamaah Beliau dari Berbagai Kalangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun