Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kala Penyekatan PPKM Hanya Berefek Memindahkan Kerumunan

15 Juli 2021   09:00 Diperbarui: 15 Juli 2021   09:08 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga lokal yang memperingatkan pengendara agar tak saling menyalip di sebuah jalan tikus. - Dokumen Pribadi

Pak Ogah yang mengatur jalan di dekat pos penyekatan PPKM. - Dokumen Pribadi
Pak Ogah yang mengatur jalan di dekat pos penyekatan PPKM. - Dokumen Pribadi
Keberadaan Pak Ogah pun kian marak karena ada beberapa jalan yang cukup membingungkan. Mereka akan mengarahkan warga, terutama dari luar kota yang tak bisa masuk melalui jalan utama. Rezeki pun kembali mereka dapatkan di tengah pemberlakuan PPKM. Saat saya melintas di sebuah jalan tikus yang mengarah ke perbatasan kota, tampak beberapa Pak Ogah dengan semangat dan bahagia membawa ember sebagai wadah uang receh dari para pengendara yang mereka bantu. Selalu ada hikmah di balik kesulitan.

Mobil Ambulans dari luar kota yang harus bersusah payah menembus kemacetan di perbatasan kota. - Dokumen Pribadi
Mobil Ambulans dari luar kota yang harus bersusah payah menembus kemacetan di perbatasan kota. - Dokumen Pribadi
Tolong-menolong warga dalam mencari jalan alternatif atau jalan tikus juga tidak bisa dibendung melalui media sosial. Hampir setiap jam, mulai pagi, siang, hingga malam, warga silih berganti bertanya dan saling menjawab di forum media sosial lokal.

Mereka bahu-membahu mencari dan memberikan informasi seputar penyekatan jalan. Tentu, tidak jarang pula mereka mengeluh terutama yang harus pulang di atas jam 8 malam. Interaksi semacam ini mau tidak mau akan terjadi di era digital yang akan dilakukan warga demi bisa mencari jalan dan mencapai tujuan yang mereka inginkan.

Warga lokal yang memperingatkan pengendara agar tak saling menyalip di sebuah jalan tikus. - Dokumen Pribadi
Warga lokal yang memperingatkan pengendara agar tak saling menyalip di sebuah jalan tikus. - Dokumen Pribadi
Bahkan, ada beberapa warga yang menawarkan diri untuk memberi informasi jalan tikus yang harus dilewati di suatu wilayah tertentu. Mereka mau menawarkan diri karena merupakan warga lokal dan tahu pasti daerah yang bisa dijadikan acuan untuk menghindari sekat PPKM. Belum lagi beberapa akun IG  dan YouTube warga lokal yang kerap mengunggah jalan tikus yang bisa digunakan warga untuk berpindah.


Tentu, fenomena semacam ini cukup miris terjadi karena penyekatan PPKM pun akhirnya tidak mencapai sasaran yang diinginkan. Mobilitas warga antar kota memang akan bisa ditekan tapi bagaimana dengan mobilitas di dalam kota?

Apalagi, dengan berbagai larangan makan di tempat otomatis banyak restoran yang hanya melayani layanan bungkus makanan. Order ojek daring pun kebanyakan baru terjadi di atas jam 7 malam. Mendekati jam 8 malam, order makanan akan mencapai puncaknya dan akhirnya jalan pun banyak disekat. Ojek daring kelimpungan mencari jalan demi bisa mengantarkan makanan ke konsumen. Padahal, merekalah salah satu tombak dalam upaya mengurangi mobilitas dan kerumunan warga agar tetap di rumah saja.

Inilah yang harus dipikirkan pemerintah jika PPKM (jangan sampai) diperpanjang hingga beberapa minggu ke depan. Adagium PSBB atau PPKM diperpanjang hingga kapan-kapan tak akan banyak berpengaruh dalam menekan mobilitas warga jika model penyekatan semacam ini tak dievaluasi.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun