Pertemuan Maria dengan salah seorang dari ibu-ibu itu malah membuat mereka makin waspada. Kini, banyak diantara mereka yang pergi ke dukun untuk mencari pager agar suaminya tak terjebak dengan Maria. Pintu rumah pun selalu mereka kunci rapat.
Acara jagongan atau ronda malam pun ditiadakan. Mereka takut jika Maria bisa saja mendekati suami mereka saat mereka tidak terjaga. Rumah Maria yang hanya dihuni wanita itu beserta dua orang adiknya tak luput dari pengawasan. Rumah reyot peninggalan kedua orang tua Maria juga kerap dihujani garam dan beberapa rempah untuk mengusir lelembut yang bisa saja berseliweran di sana.
Ibu Ensiklopedia semakin semangat dalam mengobarkan Maria sebagai musuh bersama di kampung itu. Ia tak peduli lagi dengan dua adik Maria yang semakin enggan keluar rumah. Ia juga tak peduli lagi berbicara dengan lantang bahwa Maria sudah saatnya harus diusir.
Hingga pada suatu malam, seluruh penduduk kampung dikejutkan dengan suara jeritan ibu Ensiklopedia.
Warga pun berhamburan datang ke rumahnya yang hanya berjarak dua rumah dari rumah Maria.
"Ada apa, Bu. Kok sampai berteriak begitu?" tanya seorang warga.
Ibu Ensiklopedia tak menjawab. Ia masih pucat dan hanya menunjuk  suaminya yang tertidur di depan TV.
"Ada apa Bu. Ada apa?" tukas Bu Sumirah yang rumahnya bersebelahan dengan Ibu Ensiklopedia.
Ibu Ensklopedia baru tenang beberapa saat kemudian. Ia mengatakan tadi ada Maria yang tengah tidur bersama suaminya di ranjang depan TV. Ia baru mengetahuinya setelah memasak di dapur. Tapi, sosok itu tak terlihat bahkan saat warga datang di malam Kamis itu.
Warga pun kemudian kembali ke rumahnya dan menemukan Maria baru saja pulang sambil membawa tas kresek hitam yang kerap dipergunjingkan.
Ibu Ensiklopedia masih bercerita keesokan harinya. Ia menduga, kini suaminya menjadi target Maria untuk didekati.