Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kala Komentar Buruk Menghancurkan Mental Miss Universe Filipina

15 Mei 2021   19:26 Diperbarui: 15 Mei 2021   19:47 1364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rabiya Mateo, Miss Universe Filipina menangis setelah merasa gagal menampilkan kostum nasional. - preview.ph

Perhelatan Miss Universe 2020 telah mencapai hampir puncaknya.

Malam final yang akan diselenggarakan pada Minggu mendatang atau Senin pagi waktu Indonesia telah ditunggu-tunggu oleh banyak kalangan. Namun, perhatian penggemar kontes kecantikan terbesar di dunia itu malah tertuju kepada kontestan asal Filipina, Rabiya Mateo.

Pasalnya, beberapa jam lalu, ia menangis tersedu-sedu selepas babak kostum nasional (National Costume/NC) yang menjadi salah satu ajang penilaian Miss Universe. 

Rabiya -- panggilan akrabnya -- terlihat amat tertekan menangis sesenggukan sambil meminta maaf kepada negaranya karena tidak bisa menampilkan hasil yang maksimal. Tidak hanya itu, dalam unggahan video selama beberapa menit, ia mengatakan sebenarnya ia sudah berusaha hingga tangannya terkena gunting.

Namun, usaha kerasnya itu malah mendapatkan banyak komentar buruk dari negaranya sendiri karena ia tidak memakai mahkota berwarna kuning pada sesi Natcosnya. 

Perlu diketahui, kostum nasional Filipina pada tahun ini menggunakan kostum bersayap ala-ala Victoria Secret. Dengan warna merah dan biru yang menjadi warna khas bendera Filipina, Rabiya sebenarnya tampil cukup memukau dan percaya diri.

Baju karya desainer Rockey Gathercole itu pun juga banyak menuai pujian. Sayangnya, akibat kesalahan teknis, mahkota kuning berbentuk matahari yang juga mewakili bendera negaranya itu tak bisa dipakai. Kritik keras dan komentar buruk pun tertuju padanya. Ada yang mengatakan dia adalah representasi terburuk Filipina dalam 10 tahun terakhir hingga ada yang mengatakan bahwa Rabiya telah melecehkan lambang dan bendera Filipina yang dianggap sakral.

Cemoohan kepada Rabiya semakin mengalir deras ketika Catriona Gray -- Miss Universe 2018 asal Filipina -- malah memilih 6 negara dengan kostum nasional terbaik. 

Di dalam daftar tersebut, tidak ada Filipina di dalamnya. Catriona malah memasukkan Indonesia yang pada babak ini menampilkan kostum hewan khas komodo.

Ekspektasi Tinggi Publik Filipina

Apa yang terjadi pada Rabiya merupakan gunungan es pada setiap wakil Filipina yang mengikuti ajang kecantikan internasional. Sudah menjadi rahasia umum, masyarakat di sana, mulai bayi hingga aki-aki menggemari kontes kecantikan. Kontes kecantikan bagaikan badminton di negara kita yang mau tidak mau harus mematok prestasi tinggi. Tidak boleh ada catat sedikit pun.


Dalam sepuluh tahun terakhir, Filipina memang mencatatkan rekor luar biasa. Mereka selalu masuk ke babak selanjutnya atau tidak pernah unplaced pada gelaran Miss Universe. Dua mahkota berhasil mereka gondol. Kalaupun tidak berhasil membawa mahkota, paling tidak 5 besar atau 10 besar menjadi patokan prestasi mereka. Indonesia sendiri baru berhasil masuk babak 10 besar pada tahun kemarin setelah sebelumnya kerap terhenti di babak 20 atau 16 besar dan tak jarang pula unplaced.

Publik Filipina pun mengharapkan prestasi tinggi diraih melalui Rabiya. Berbagai portal pageant di negara tersebut juga kerap memasukkan Rabiya pada jajaran 5 besar hotpcks (prediksi) yang mereka buat bersama negara-negara latin. Voting berbayar melalui aplikasi pun juga jor-joran diberikan. Ada adagium bahwa pada tahun ini, paling mentok Filipina akan masih masuk ke babak 21 besar melalui jalur voting.

Perlunya Ketahanan Mental Seorang Beauty Queen

Menangisnya Rabiya memang membuat kaget banyak kalangan. Penggemar pageant di seluruh dunia pun ramai-ramai membahas akan hal ini. Mengapa Rabiya yang sebelumnya dikenal tangguh dan tahan banting akhirnya bisa runtuh juga? Dan mengapa ia malah mengeluarkan air mata saat kompetisi masih berlangsung?

Pertanyaan ini tidak akan bisa terjawab karena butuh paparan dari ahli psikologi untuk mengupasnya lebih dalam. Akan tetapi, ketika seseorang memutuskan untuk masuk ke dunia kontes kecantikan, setidaknya dia sudah harus mempersiapkan diri dengan berbagai tantangan terutama hujatan dari media sosial.

Menjadi beauty queen akan menyebabkan ia menjadi pusat perhatian. Dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dari mandi berapa kali, pakaian apa yang dikenakan, bagaimana cara ia tertawa dan berjalan, hingga lingkar pertemanan pun akan dikorek sebegitu dalam. Tidak hanya itu, kemampuan berbicara menjadi hal utama yang kerap diagungkan para penggemar kontes kecantikan. Maka, mental kuat dan tahan banting menjadi modal utama.

Berbanding terbalik dengan Rabiya, wakil Indonesia Ayu Maulida (Ayuma) benar-benar memiliki mental yang kuat. Ini sudah dibuktikan bagaimana ia dihujat setelah memenangkan gelar Puteri Indonesia 2020. Banyak orang yang menganggap ia adalah downgrade atau penurunan dari Frederika.

Hujatan bahkan masih berlangsung ketika Yayasan Puteri Indonesia menggelar press conference keberangkatan Ayuma beberapa waktu lalu. Hujatan kepada Natcos yang dikenakannya bertubi-tubi datang. Padahal, berbagai portal pageant dan pembawa acara sudah memberi tahu bahwa Natcos tersebut belum jadi. Maka, ada bagian yang harus diperbaiki lagi.

Hujatan paling parah terjadi saat hari pertama karantina. Saat itu, Ayuma tidak tampak saat para peserta lain sedang makan pagi bersama. Banyak yang menyumpahi Ayuma akan ambles atau unplaced karena tidak bisa fasih berbahasa Inggris dan malu berbaur dengan kontestan lain. 

Belum satu jam hujatan itu muncul, tiba-tiba Ayuma hadir dengan wajah ceria dan berbicara dengan bahasa Inggris yang fasih. Ia mengatakan memang tidak bisa muncul saat sesi sarapan pagi karena harus mempersiapkan diri melakukan kelas make up bersama salah satu sponsor. Sontak, kehadiran Ayuma yang masih ceria tersebut mematahkan penilaian negatif kepadanya.


Puncak dari ketahanan mental Ayuma adalah saat ia menggunakan kostum komodo yang akhirnya bisa dieksekusi dengan baik. Bahkan, pada sesi preliminary yang mempertandingkan gaun malam dan baju bikini, Ayuma begitu mengesankan. Setahun lebih ia ter-bully, setahun lebih itu pula ia benar-benar mempersiapkan diri.

Beban berat membuat kontestan tidak bisa lepas

Sebenarnya, kasus menangisnya wakil Filipina pada kontes kecantikan ini bukanlah yang pertama. Pada sebuah sesi interview, Alya Rohali, Puteri Indonesia 1996 yang mengikuti ajang Miss Universe 1996 juga pernah menceritakan hal serupa. Kala itu, teman sekamarnya asal Filipina juga menangis karena gagal masuk babak 10 besar.

Ini membuktikan bahwa tekanan untuk bisa menang sebenarnya sudah terjadi sejak dulu kala. Maka dari itu, selain penguatan dari sisi teknis, penguatan dari sisi mental juga sangat diperlukan. Dengan jadwal karantina yang begitu padat, seorang kontestan akan sangat mudah merasa lelah batin. Ketika ada hal yang tak sesuai rencana, kemungkinan besar mentalnya akan jatuh juga.

Tidak hanya itu, orang-orang di luar tidak tahu persis apa yang sebenarnya terjadi di balik layar. Mereka hanya tahu sedikit saja dari unggahan singkat di media sosial. Dari unggahan singkat tersebut, banyak orang yang mengambil kesimpulan dini mengenai mereka. Ini juga yang menjadi titik poin asal komentar buruk terjadi pada seorang beauty queen.


Dampak dari mental yang tidak kuat ini, maka akan menyebakan seorang beauty queen tidak bisa lepas tampil di atas panggung. Mereka juga sama seperti atlet olahraga yang sedang terkena masalah dan berimbas pada performanya. 

Rabiya tampil kurang maksimal pada sesi preliminary. Matanya tampak sayu dan senyumnya terkesan dipaksakan. Beban berat itu amat tampak saat ia mengenakan gaun kuning pada sesi preliminary.


Banyak pageant lover menyayangkan ia tampil tak sebagus saat Natcos dan terlihat menanggung beban berat. Bahkan, PL Indonesia yang selama ini terkenal kontra terhadap dirinya tidak sampai hati melihat Rabiya meredup seperti itu. Jika boleh jujur, penampilan Miss Malaysia dan Singapore yang selama ini dikenal sebagai pasangan unplaced dari tahun ke tahun terlihat lebih hidup dan bagus.


Malam final tinggal sebentar lagi. Sebenarnya, dengan jatuhnya mental wakil Filipina, ini menjadi momen wakil Indonesia untuk bisa melejit. Akan tetapi, sebagai sesama bangsa Asia Tenggara, saling dukung adalah kunci. Apalagi Rabiya juga hadir saat Ayuma merayakan lebaran dengan makan di restoran Indonesia bersama wakil negara ASEAN lainnya. 

Semoga saja ia bisa kembali bangkit dan banyak wakil ASEAN yang masuk ke babak selanjutnya pada Miss Universe 2020 ini. Semoga juga para pecinta pageant lebih bisa menghargai siapa saja yang sedang berkompetisi karena proses panjang harus dilalui oleh para kontestan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun