Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Enam Poin yang Bisa Membuat Slogan Merdeka Belajar Hanya Ucapan Seremonial Belaka

2 Mei 2021   09:36 Diperbarui: 4 Mei 2021   10:25 7709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Program Merdeka Belajar Mendikbud Nadiem Makarim(DOK. KEMENDIKBUD) via Kompas.com

Menjadi pedoman yang digunakan oleh para guru dalam mengembangkan pembelajaran sesuai kreativitas mereka dan kondisi kelas yang diampunya tetapi masih dalam batasan aturan yang telah ditetapkan. Bukan lagi seragam dan hanya sebagai formalitas semata untuk memenuhi tanggung jawab kepada atasan.

Kedua, bahan ajar yang digunakan sudahkah benar-benar merdeka untuk digunakan. 

Setiap guru, pasti memiliki bahan ajar masing-masing, terutama materi dan pengayaan yang bisa mereka buat. Semangat merdeka belajar sudah seharusnya memberi kesempatan bagi guru untuk mengembangkan bahan ajar ini.

Sayangnya, pada beberapa daerah pembuatan Buku Kerja Siswa (BKS) secara terpusat menyebabkan guru tak memiliki kemerdekaan dalam membuat bahan ajar sesuai kreativitas mereka. 

Dengan adanya BKS, tak jarang menjadi beban bagi siswa dan guru untuk menghabiskan materi yang begitu padat selama satu tahun pelajaran.

Pembelajaran pun akan seragam untuk semua sekolah yang menggunakan BKS tersebut. Padahal, jika boleh jujur, bahan ajar di dalam BKS tersebut seakan mengekang siswa untuk mencapai target tertentu dalam mengerjakannya. 

Dengan demikian, sudahkah merdeka belajar bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan?

Ketiga, untuk mencapai merdeka belajar, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah rasa ikhlas dari para guru ketika mengajar. 

Rasa bahagia dalam membimbing peserta didik. Tanpa rasa ikhlas dan bahagia, tentu mereka tidak akan mendapatkan kemerdekaan belajar seperti yang dicita-citakan.

Kemerdekaan ini akan bisa dicapai jika kondisi mental para guru dalam keadaan baik. Hubungan relasi guru dengan kepala sekolah, pengawas, wali murid, tenaga kependidikan, dan sesama guru sendiri terjalin dengan apik. Kerja sama yang sinergi di antara mereka berlangsung secara harmonis sesuai tanggung jawab mereka masing-masing.

Nyatanya, dalam praktik di lapangan, hubungan tersebut seringkali tidak harmonis. Seringkali, hubungan antara guru dan kepala sekolah berjalan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Tidak jarang, hubungan dingin antara keduanya terjadi di lingkungan sekolah karena faktor pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun