Han Lay yang juga runner-up Miss Universe Myanmar 2020 itu turun ke jalan sambil membawa tulisan yang menginginkan pembungkaman terhadap wargha sipil Myanmar segera disudahi. Tidak hanya itu, sambil terus mengunggah dukungan kepada pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi, Han Lay juga meminta kepada masyarakat dunia bahwa Myanmar sedang butuh bantuan. Ia bertekad akan bersama rakyat Myanmar untuk menyuarakan aspirasi tersebut secara damai. Hal yang sama juga dilakukan oleh Miss Universe Myanmar Thuzar Wint Lwin yang kini masih turun ke jalan sambil menunggu ajang Miss Universe digelar.
Apakah Han Lay mampu berusara lebih atau bahkan bisa meraih mahkota? Jawabannya akan bisa diketahui pada malam final yang rencananya diselenggarakan pada 27 Maret 2021 nanti. Untuk sementara ini, Han Lay adalah salah satu peserta yang sudah terlihat mengenai aspirasinya terhadap perdamaian dunia dan pencegahannya terhadap perang serta kekerasan. Untuk peserta lain, lantaran masih dalam sesi karantina, mereka belum  terlihat menyuarakannya.
Jika saja MGI bisa benar-benar mendapatkan pemenang yang cukup baik dalam menyuarakan perdamaian, tidak mustahil kontes ini akan semakin digemari. Dalam beberapa edisi sebelumnya, MGI pun juga mengalami peningkatan kualitas, terutama dalam pengemasan acara yang digelar. Peningkatan kualitas MGI dianggap berbanding terbalik dengan Miss Universe yang pada tahun 2019 lalu banyak dicemooh karena panggung sesi preliminary begitu sempit.
Sayangnya, baru saja beberapa hari ajang ini mengadakan karantina, ada dua peserta asal Afrika yang positif covid-19. Mereka ada Miss Grand Kenya dan Miss Grand Nigeria. Kini, keduanya mendapatkan perawatan di sebuah rumah sakit di Bangkok. Pihak MGI akan menunggu kesembuhan keduanya.
Berita terinfeksinya dua wakil asal Afrika tersebut membuat ajang MGI pun mulai dibayangi kecemasan. Waktu karantina yang masih lama dan sempat kontaknya dua peserta tersebut saat berada di bandara dengan peserta lain menjadi momok bagi MGI. Namun, optimism agar kontes kecantikan Grand Slam pertama yang digelar pada masa pandemi masihlah tinggi.
Banyak pihak yang yakin jika organisasi MGI mampu mengadakan kontes ini hingga selesai dan menjadi percontohan bagi kontes kecantikan lain yang akan menyelenggarakan perhelatannya. Paling tidak, sebagai pencegahan, peserta dilarang kontak dengan peserta lain sebelum masa karantina mandiri di hotel 14 hari selesai dan mereka dinyatakan negatif covid-19.
Lalu, apakah Indonesia bisa membawa kembali mahkota MGI? Kita tunggu saja dan terus berdoa serta memberi dukungan kepada Aurra Kharisma.
Dukungan positif tanpa menjatuhkan peserta negara lain yang sedang bersaing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H