Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Miss Grand International 2020, Keputusan Berani Menggelar Kontes Kecantikan Dunia di Tengah Pandemi

5 Maret 2021   10:28 Diperbarui: 5 Maret 2021   11:16 1883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lima besar Miss Grand International 2019 berpose bersama . Sumber: Instagram MGI

Keputusan menyelanggarakan kontes kecantikan secara luring diambil oleh Miss Grand International (MGI).

Sebagai kontes kecantikan yang terhitung baru, keputusan MGI menggelar perhelatan tersebut di tengah pandemi amat berani. Pasalnya, kasus covid-19 di seluruh dunia masih cukup mengkhawatirkan. Meski secara global mengalami penurunan, nyatanya dengan adanya varian virus baru, berbagai kegiatan yang mempertemukan banyak orang seakan mustahil untuk digelar.

MGI mengambil langkah berbeda. Jika kontes kecantikan lain yang lebih tua baru mengadakan pemilihan ratunya pada pertengahan dan akhir tahun ini, MGI sudah melakukan karantina bagi para pesertanya sejak awal bulan ini. Sebanyak 60 lebih peserta MGI sudah hadir di Thailand sebagai tuan rumah. MGI pun tidak menggelar pemilihan secara daring seperti yang dilakukan oleh Miss Earth pada akhir 2020 lalu.

Tentu, perhelatan MGI ini cukup menarik perhatian para pageant lover. Betapa tidak, setelah berpuasa hampir setahun lamanya, kini perhelatan akbar bisa disaksikan. Dukungan kepada jagoan negara masing-masing pun mulai bermunculan. MGI kini mulai menahbiskan diri sebagai 3 besar kontes kecantikan dunia padahal usianya masih belum genap 10 tahun.

Perhatian pageant lover tampak pada kedatangan para peserta MGI di bandara Suvarnabhumi Bangkok. Pihak MGI secara eksklusif menayangkan detik-detik kedatangan para peserta yang turun dari pesawat terbang dengan membawa bendera negaranya masing-masing. Mereka pun akan menjalani karantina mandiri selama 14 hari di sebuah hotel sebelum dipertemukan dalam berbagai sesi perlombaan. Selama karantina itu, mereka akan mengikuti kelas dan pembekalan secara daring.

Dengan perhatian yang amat besar dari pageant lover, itu sudah cukup untuk membuat MGI menjaring partisipasi aktif dari mereka. Maka, berbagai voting untuk mendukung negara masing-masing pun digelar. Salah satunya adalah voting kedatangan yang akan memilih 5 besar kontestan dengan nilai tertinggi untuk bisa makan bersama dengan Mr. Nawat Itsaragrisil, sang pemilik dari MGI.

Selain voting tersebut, rencananya voting juga akan dilakukan untuk memilh kostum nasional terbaik dan peserta yang secara otomatis masuk ke babak 10 besar. Nah, kabar gembira dari hasil voting ini, wakil Indonesia, Aurra Kharishma menjadi yang teratas dengan lebih dari 30 juta voting. Posisi Indonesia ditempel ketat oleh Filipina yang pada tahun ini diwakili oleh Samantha Bernardo.

Indonesia memang mengincar juara untuk kedua kali sejak kemenangan perdana pada 2016. Tidak hanya itu, Indonesia juga ingin membuktikan pada dunia bahwa kekuatan pagent di Indonesia sudah mulai bisa diperhitungkan. Selain menang dari sisi vote, wakil Indonesia juga cukup disegani oleh negara lain. Ini juga tak lepas dari kepindahan lisensi Miss Grand Indonesia yang kini dipegang oleh Yayasan Dunia Mega Bintang besutan Ivan Gunawan. Igun -- sapaan akrab Ivan Gunawan -- sudah berusaha sekuat mungkin memoles Aurra selama hampir 8 bulan ini. Tangan dingin Igun dan timnya diharapkan mampu membuat Aurra semakin bersinar.

Aurra Kharisma saat bertolak ke Thailand. - Instagram Yayasan Dunia Mega Bintang
Aurra Kharisma saat bertolak ke Thailand. - Instagram Yayasan Dunia Mega Bintang
Persaingan sengit pun akan terjadi mengingat Filipina juga mengincar gelar pertama. Perlu diketahui,  MGI adalah satu-satunya kontes kecantikan Grand Slam yang belum pernah dimenangkan Filipina. Maka, negara tersebut juga sangat mengincar gelar MGI. Mereka pun mengirim sosok Samantha yang sudah 3 kali mengikuti ajang Binibining Pilipinas. Dalam dua kali edisi pertama, ia gagal mewakili Filipina dan hanya mendapat gelar runner-up.  Samantha dianggap mampu untuk bertarung karena daya juangnya yang tinggi mampu bangkit berkali-kali setelah mengalami kegagalan.

Samantha Bernardo saat didapuk menjadi Bb. Pilipinas Grand International 2020. - Instagram Samantha Bernardo
Samantha Bernardo saat didapuk menjadi Bb. Pilipinas Grand International 2020. - Instagram Samantha Bernardo
Selain Indonesia dan Filipina, tuan rumah Thailand juga mengirimkan wakil yang cukup apik. Nam Chantarapadit yang terpilih menjadi Miss Grand Thailand pada September 2020 lalu juga menarik perhatian lantaran kepribadiannya yang menarik. Ia dikenal amat supel dan cukup kocak sehingga banyak pageant lover tertuju padanya. Kontestan dari negara Amerika Latin seperti Kolombia, Paraguay, Meksiko, Venezuela, Puerto Rico, dan Peru juga dianggap sebagai kontestan yang kuat memenangkan ajang MGI 2020 ini.

Namun, meski negara-negara tersebut banyak difavoritkan sebagai juara, sebenarnya jika menilik pada tujuan ajang MGI ini, kontestan dari Myanmarlah yang cukup mencuri perhatian. Pasalnya, Miss Grand Myanmar 2020, Han Lay masih sempat ikut berdemo melawan junta militer Myanmar setelah negara tersebut mengalami kudeta pada awal Februari 2020 lalu.

Han Lay yang juga runner-up Miss Universe Myanmar 2020 itu turun ke jalan sambil membawa tulisan yang menginginkan pembungkaman terhadap wargha sipil Myanmar segera disudahi. Tidak hanya itu, sambil terus mengunggah dukungan kepada pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi, Han Lay juga meminta kepada masyarakat dunia bahwa Myanmar sedang butuh bantuan. Ia bertekad akan bersama rakyat Myanmar untuk menyuarakan aspirasi tersebut secara damai. Hal yang sama juga dilakukan oleh Miss Universe Myanmar Thuzar Wint Lwin yang kini masih turun ke jalan sambil menunggu ajang Miss Universe digelar.

Miss Grand Myanmar 2020 Han Lay ikut berdemo menentang junta militer Myanmar. - Instagram Han Lay
Miss Grand Myanmar 2020 Han Lay ikut berdemo menentang junta militer Myanmar. - Instagram Han Lay
Sontak saja, kedatangan Han Lay disambut antusias oleh banyak pageant lover. Meski awalnya ada pihak yang ragu bahwa Han Lay bisa berangkat ke Thailand, tetapi akhirnya berhasil mendarat juga. Bahkan, Han Lay masuk dalam rombongan pertama peserta yang datang di negeri Gajah Putih itu. Jika saja Han Lay mampu tampil apik dalam berbagai sesi penilaian, tidak mustahil ia akan bisa masuk ke babak selanjutnya. Publik pun menunggu sesi speech-nya yang bisa saja mengangkat isu kudeta di Myanmar dan kekerasan terhadap warga sipil di sana. Kehadiran Han Lay pada kontes ini diharapkan mampu lebih menyuarakan keadaan di negara itu lantaran banyak mata sekarang sedang tertuju pada  MGI.

Apakah Han Lay mampu berusara lebih atau bahkan bisa meraih mahkota? Jawabannya akan bisa diketahui pada malam final yang rencananya diselenggarakan pada 27 Maret 2021 nanti. Untuk sementara ini, Han Lay adalah salah satu peserta yang sudah terlihat mengenai aspirasinya terhadap perdamaian dunia dan pencegahannya terhadap perang serta kekerasan. Untuk peserta lain, lantaran masih dalam sesi karantina, mereka belum  terlihat menyuarakannya.

Jika saja MGI bisa benar-benar mendapatkan pemenang yang cukup baik dalam menyuarakan perdamaian, tidak mustahil kontes ini akan semakin digemari. Dalam beberapa edisi sebelumnya, MGI pun juga mengalami peningkatan kualitas, terutama dalam pengemasan acara yang digelar. Peningkatan kualitas MGI dianggap berbanding terbalik dengan Miss Universe yang pada tahun 2019 lalu banyak dicemooh karena panggung sesi preliminary begitu sempit.

Sayangnya, baru saja beberapa hari ajang ini mengadakan karantina, ada dua peserta asal Afrika yang positif covid-19. Mereka ada Miss Grand Kenya dan Miss Grand Nigeria. Kini, keduanya mendapatkan perawatan di sebuah rumah sakit di Bangkok. Pihak MGI akan menunggu kesembuhan keduanya.

Berita terinfeksinya dua wakil asal Afrika tersebut membuat ajang MGI pun mulai dibayangi kecemasan. Waktu karantina yang masih lama dan sempat kontaknya dua peserta tersebut saat berada di bandara dengan peserta lain menjadi momok bagi MGI. Namun, optimism agar kontes kecantikan Grand Slam pertama yang digelar pada masa pandemi masihlah tinggi.

Banyak pihak yang yakin jika organisasi MGI mampu mengadakan kontes ini hingga selesai dan menjadi percontohan bagi kontes kecantikan lain yang akan menyelenggarakan perhelatannya. Paling tidak, sebagai pencegahan, peserta dilarang kontak dengan peserta lain sebelum masa karantina mandiri di hotel 14 hari selesai dan mereka dinyatakan negatif covid-19.

Lalu, apakah Indonesia bisa membawa kembali mahkota MGI? Kita tunggu saja dan terus berdoa serta memberi dukungan kepada Aurra Kharisma.

Dukungan positif tanpa menjatuhkan peserta negara lain yang sedang bersaing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun