Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Miss El Tocuyo, Sang Pemenang yang Gagal di Ajang Miss Universe

6 Desember 2020   08:52 Diperbarui: 6 Desember 2020   08:59 3969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mariam Habach, pemutus rantai placement Venezuela pada 2016. - https://sunoticiero.com

Mariam Habach, pemutus rantai placement Venezuela pada 2016. - https://sunoticiero.com
Mariam Habach, pemutus rantai placement Venezuela pada 2016. - https://sunoticiero.com
Namun, saat pengumuman babak 13 besar, nama Habach tak masuk. Ia bahkan berhasil dihempaskan oleh wakil Indonesia, Kezia Warow yang saat itu bisa melenggang dengan gaun merah dan senyum khas nusantaranya. Tentu, kegagalan Habach ini membuat rantai placement Venezuela yang tak terputus selama beberapa tahun sebelumnya harus terhenti juga. Negara dengan pemegang koleksi terbanyak kedua Miss Universe itu pun harus puas menyaksikan negara lain berkompetisi di babak selanjutnya.

Sama halnya dengan ajang Miss Universe sungguhan yang memberikan mahkota, ajang parodi ini juga memberikan hal serupa. Bedanya tentu mahkota yang diberikan juga merupakan mahkota parodi. Bentuk mahkotanya pun adaptasi dari mahkota Miss Universe yang sedang diberikan. Sebut saja Meanie Motto Crown yang merupakan pelesetan dari Mikimoto Crown dan DIC (Dethroned International Crown) yang merupakan plesetan dari Diamond International Corporation.

Walau terlihat sebagai parodi dan bahan olok-olok, tetapi keberadaan ajang ini tetaplah dinanti. Ini tak lepas dari usaha dan persiapan mereka sebelum bertanding ke ajang Miss Universe yang bisa memakan waktu berbulan-bulan. Memberi mereka hadiah hiburan semacam ini adalah bentuk dukungan dari pageant lover atas usaha kandidat yang mereka dukung.

Tidak hanya itu, ajang parodi ini juga menjadi penanda bahwa ajang pemilihan yang penjurainnya dilakukan secara tertutup dan melihat banyak aspek tidaklah bisa memuaskan semua pihak. Dengan melihat kontestan dari luar saja, akan banyak bias penilaian yang terjadi. Padahal, penilaian kontes kecantikan sesungguhnya sudah dimulai sejak karantina yang tidak bisa diakses oleh semua orang. Makanya, ajang parodi ini adalah jawaban dari ketidakpuasan terhadap hasil penilaian suatu kontes kecantikan.

Nah kira-kira, siapa nantinya yang akan mendapatkan gelar El Tocuyo Award pada tahun 2020 ini?

Semoga saja bukan wakil dari Indonesia ya.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun