Dalam sebuah perhelatan kontes kecantikan, terutama Miss Universe, tentu ada banyak sekali peserta yang tidak lolos ke babak selanjutnya.
Betapa tidak, dengan jumlah kontestan yang biasanya lebih dari 80 negara dan hanya dipilih sekitar 16-20 saja, berapa banyak kontestan yang unplaced alias gigit jari. Mereka kembali pulang ke negaranya tanpa membawa gelar apa pun, terkecuali bagi pemegang gelar hiburan seperti Best National Costume atau Miss Congeneality.
Memang, bagi peserta yang gagal tersebut tidak menjadi sesuatu yang besar dan mengecewakan. Terutama, dari negara-negara yang baru pertama kali mengikuti Miss Universe atau dari negara yang tidak memiliki tradisi kuat untuk bisa lolos ke babak selanjutnya. Pengalaman mereka mengikuti ajang besar semacam Miss Universe sudah cukup dijadikan pengalaman hidup bagi mereka.
Namun, beda cerita bagi kontestan dari negara yang telah lama memegang tradisi placed (maju ke babak selanjutnya) atau bahkan negara yang berkali-kali meraih gelar mahkota Miss Universe. Kegagalan wakil negara tersebut maju ke babak selanjutnya seakan menjadi sesuatu yang luar biasa. Menjadi kejutan terlebih jika sebelum perhelatan Miss Universe berlangsung, mereka kerap dimasukkan dalam jajaran hotpicks (mega favorit). Ternyata, saat penilaian sesungguhnya, mereka malah dihempas oleh dewan juri.
Sudah banyak peserta yang merasakan kegagalan ini terlebih dari negara yang memiliki tradisi pageant yang kuat. Oleh karena itu, ada sebuah portal pageant yang khusus memberikan gelar bagi mereka yang dianggap layak untuk maju ke babak selanjutnya tetapi terhenti di tangan dewan juri. Portal tersebut bernama El Tocuyo Award atau Miss El Tocuyo.
Dalam situs resminya, penghargaan ini hanyalah sebuah parodi untuk sedikit menurunkan ketegangan selepas Miss Universe digelar. Mereka akan mengutamakan kandidat yang paling semangat dan paling terlihat bersinar meski akhirnya gagal ke babak selanjutnya.
Misi dari penghargaan ini memang hanya untuk menghibur para pecinta pageant terutama bagi yang kandidatnya tak bisa melaju seperti yang mereka harapkan. Dengan demikian, mereka dapat menghormati para pemenang sesungguhnya karena jagoan mereka juga memenangkan gelar meski lewat El Tocuyo Award.
Meskipun hanya sekadar lelucon, tetapi tiap tahun gelar ini juga kerap ditunggu. Ini tak lepas dari semakin banyaknya negara yang bersinar di ajang Miss Universe dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Secara otomatis, ada beberapa negara yang harus rela posisinya dalam 16 atau 20 besar tergeser oleh negara lain yang baru bersinar tersebut. Dan, para fans mereka akan memberikan nama-nama kandidat untuk memenangkan penghargaan yang berslogan "Lose with victory' ini.
Sejak bergulir tahun 2012, sudah ada banyak peserta yang meraih penghargaan ini. Beberapa diantaranya adalah Ruth Ocumarez Era (2002) dari Republik Dominika, Adriana Tard (2005) dari Kolombia, Inggrid Ribera (2008) dari Puerto Rico, dan Karin Ontiveros (2011) dari Meksiko.
Nama-nama tersebut adalah nama-nama yang sempat difavoritkan untuk masuk ke babak selanjutnya lantaran nama besar negaranya dan prestasi negara mereka di tahun sebelumnya yang cemerlang. Sebut saja Meksiko yang pada tahun 2010 memegang gelar Miss Universe ternyata pada tahun berikutnya tak masuk ke babak 16 besar. Maka, wakil mereka pun secara otomatis banyak yang memasukkannya ke dalam El Tocuyo.


Sama halnya dengan ajang Miss Universe sungguhan yang memberikan mahkota, ajang parodi ini juga memberikan hal serupa. Bedanya tentu mahkota yang diberikan juga merupakan mahkota parodi. Bentuk mahkotanya pun adaptasi dari mahkota Miss Universe yang sedang diberikan. Sebut saja Meanie Motto Crown yang merupakan pelesetan dari Mikimoto Crown dan DIC (Dethroned International Crown) yang merupakan plesetan dari Diamond International Corporation.
Walau terlihat sebagai parodi dan bahan olok-olok, tetapi keberadaan ajang ini tetaplah dinanti. Ini tak lepas dari usaha dan persiapan mereka sebelum bertanding ke ajang Miss Universe yang bisa memakan waktu berbulan-bulan. Memberi mereka hadiah hiburan semacam ini adalah bentuk dukungan dari pageant lover atas usaha kandidat yang mereka dukung.
Tidak hanya itu, ajang parodi ini juga menjadi penanda bahwa ajang pemilihan yang penjurainnya dilakukan secara tertutup dan melihat banyak aspek tidaklah bisa memuaskan semua pihak. Dengan melihat kontestan dari luar saja, akan banyak bias penilaian yang terjadi. Padahal, penilaian kontes kecantikan sesungguhnya sudah dimulai sejak karantina yang tidak bisa diakses oleh semua orang. Makanya, ajang parodi ini adalah jawaban dari ketidakpuasan terhadap hasil penilaian suatu kontes kecantikan.
Nah kira-kira, siapa nantinya yang akan mendapatkan gelar El Tocuyo Award pada tahun 2020 ini?
Semoga saja bukan wakil dari Indonesia ya. Â Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI