Kami saja tak sampai 30 menit lantaran belum jam setengah 9 malam, pegawai kafe sudah beberes meja kasir dan jendela untuk bersiap tutup.
Tanpa banyak kata, setelah minuman habis, kami pun segera pulang. Entah kapan lagi akan melakukan kegiatan ini, kami tidak tahu pasti. Kalau saya akan berpikir ribuan kali lagi melakukan "pelarian berbahaya" ini. Namun, pengalaman datang ke kafe saat pandemi masih sangat berlangsung ini membuat saya benar-benar memetik hikmahnya.
Betapa kenikmatan berkumpul teman atau saudara tidak akan tergantikan oleh mewahnya suasana. Itu terbukti saat kami berada di mobil dan rumah teman kami, ternyata kebersamaan dan obrolan yang terucap malah lebih lepas. Jauh lebih asyik dibandingkan saat berada di kafe.
Tentu, ini tidak berarti saya memandang berbeda posisi para pengelola kafe. Malah, saya berharap pandemi ini segera berlalu agar usaha mereka kembali bangkit dan para pekerjanya bisa mendapat penghasilan normal lagi.
Meski demikian, untuk saat ini, rasanya kebersamaan itu jauh lebih berharga jika dilakukan di tempat yang aman. Kalau pun terpaksa untuk mencari momen indah di kafe, tentu protokol kesehatan harus tetap dilakukan dengan benar.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H