Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pijat Refleksi dan Segala Kenikmatan Surgawinya

22 Februari 2020   16:27 Diperbarui: 22 Februari 2020   16:32 2269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan kaki saya kala dipijat. - Dokumen Pribadi

Bagian telapak kaki yang sakit adalah titik refleksi lambung. Berhubung saya memiliki riwayat penyakit GERD, maka saat dipijat, saya langsung merasa sakit dan menjerit. Meski tak sesakit bagian jemari kaki, tetapi rasanya hampir sama seperti ditusuk. Kadang, jika terapis bisa menusuk titik ini dengan tepat, saya langsung bersendawa. Beberapa terapis yang paham akan kondisi saya malah memperkuat pijatannya sehingga sendawa saya semakin hebat.

Pernah suatu ketika karena lambung saya masih berontak, selama hampir setengah jam titik saraf lambung tersebut dipijat secara menyeluruh oleh terapis. Ini sesuai permintaan saya sendiri. Oh ya, selain pada telapak kaki, pijatan untuk penderita GERD dan gangguan asam lambung juga terdapat pada telapak tangan yang dekat dengan ibu jari. Saat malam hari, saya juga kerap melakukan pijatan di titik ini untuk menjaga kesehatan lambung saya.

Bagian lain yang cukup membuat saya menjerit adalah bagian punggung. Orang jawa menyebutnya enthong-enthong. Kata terapis saya di Tempel, biasanya bagian ini yang menjadi penyebab masuk angin. Kalau kata terapis di salah satu Mall, bagian ini menjadi nyawa bagi pekerja yang suka duduk lama seperti saya. Ia akan terasa tegang jika tidak digerakkan atau dipijat dalam waktu lama. Inilah alasan saya selalu menjerit saat bagian ini dipijat. Sensasi sakit dan geli bercampur menjadi satu.

Uniknya, setiap terapis menggunakan teknik berbeda untuk memijat punggung.

Ada yang menggunakan uang koin sekaligus melakukan kerokan. Ada yang menggunakan telapak tangan dan ada pula yang menggunakan tekanan jari yang cukup kuat atau sering disebut shiatsu. Biasanya, para terapis akan bergantian memijat bagian kiri dari atas hingga bawah dan berlanjut ke bawah.

Namun, ada pula terapis yang menggunakan sikunya untuk memijat punggung saya. Sungguh, saya pernah menjerit dan mencuri perhatian orang-orang di sekitar saya. Itu belum seberapa. Pernah pula saya diinjak-injak oleh sang terapis dengan perlahan dari atas ke bawah punggung. Ia berpegangan pada dinding ruangan dan telapak kakinya menghujam punggung saya.

Lucunya, saya malah keenakan. Kalau boleh memilih, saya lebih suka diijak-injak daripada dipijat dengan siku. Hanya terapis yang badannya lebih kecil dan kurus yang melakukannya. Jika badannya lebih besar, biasanya ia memberi opsi mau diinjak atau dipijat biasa.

Pijatan biasanya ditutup dengan pijatan kepala dan pundak. Namun, ini hanya bersifat opsional karena ada beberapa pelanggan yang enggan dipijat kepalanya. Kalau saya sih suka-suka saja. Rasanya enak sekali. Pening dan pusing hilang seketika. Apalagi jika pada akhir pijatan ditutup oleh tepukan keras pada punggung. Hmmmm.... dunia serasa surga.

Beberapa tempat pijat biasanya menyediakan minuman ekstra setelah pijatan selesai. Ada jahe, teh rosela, dan air putih. Kalau saya lebih memilih air putih karena akan lebih melancarkan perdaran darah dan memaksimalkan hasil pijatan.

Mengenai waktu terapisan, sekarang saya cukup banyak menemukan panti pijat yang memiliki timer yang cukup akurat.

Terapis biasanya juga membawa serta alat timer yang di-set sesuai pesanan kita. Ia akan berbunyi kala waktu pijatan selesai. Namun, menurut saya waktu ini sangat fleksibel. Saya sering masih mendapat pijatan ekstra saat timer tersebut berbunyi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun