Viralnya kasus yang mencoreng dunia pendidikan Kota Malang bukan kali pertama yang terjadi. Beberapa tahun silam, muncul kasus BKS dengan kata "pelacur" yang menghebohkan. Ada juga kasus seorang Kepala Sekolah SD menyetrum siswanya juga pernah menghebohkan.
Yang membuat saya semakin miris, saat saya membuka kasus mengenai KS bermasalah, malah usaha untuk menutupinya semakin gencar. Barulah saat kasus tentang konflik KS tersebut dengan petugas sampah muncul, maka baru ada tindakan yang dilakukan.
Dengan adanya kasus ini, maka sudah saatnya menjadi evaluasi bagi pemangku pendidikan di Kota Malang. Apa yang salah dengan sistem yang dibangun? Apa yang membuat kasus ini baru muncul saat korban benar-benar sudah dalam keadaan parah?Â
Mengapa tidak ada guru atau pihak lain yang tanggap jika ada siswanya yang mengalami perundungan? Sebegitu sibukkah para pengajar hingga muridnya tak lagi bisa diwasi dengan baik? Sebanyak itukah acara di luar kegiatan belajar mengajar yang membuat perhatian sekolah teralih?
Entah apa alasannya, yang jelas kasus ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Terlebih, pihak Polersta Malang Kota juga sudah menyatakan ada tindak kekerasan dan masih menelusuri kasus ini. Kalau polisi saja menyatakan demikian, apa masih bisa hal ini dikatakan bercanda?
Tolonglah, buka hati nurani Anda.
Sumber: