Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Belajar dari Kerja Nyata Pariwisata Banyuwangi

14 Juni 2019   08:28 Diperbarui: 18 Juni 2019   18:21 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan Mas Setyawan. - Dokpri

Sang petugas akan menjelaskan segala hal mengenai bangunan pendopo, kegiatan sang Bupati, hingga cerita sebuah sumur yang katanya menyimpan asal usul Kota Banyuwangi.

Mungkin, hanya di Banyuwangilah Satpol PP merangkap sebagai pemandu wisata. Kunjungan ini bisa dilakukan selama pagi hingga sore hari asal terlebih dahulu meminta izin dari petugas. Pendopo terbuka untuk umum jika sedang tidak ada acara di sana.

Pantai Boom, yang bagi sebagian orang tidak terlalu bagus karena dekat pusat kota, bagi saya sangat indah dan bersih. - Dokpri
Pantai Boom, yang bagi sebagian orang tidak terlalu bagus karena dekat pusat kota, bagi saya sangat indah dan bersih. - Dokpri

Dan yang paling penting, harga wisata murah adalah salah satu jaminan agar bisa terus menarik pelancong. Itulah yang saya saksikan langsung di Banyuwangi. Saya kaget kala melihat harga tiket masuk sebuah pantai hanya sebesar 2000 rupiah. 

Saya pun terperanjat ketika menemukan sebuah penginapan dormitory dengan harga 40 ribu rupiah per malam. Saya terkesima dengan harga makanan di tempat wisata yang begitu terjangkau.

Penginapan dormitory bergaya Using seharga 40 ribu rupiah per malam. - Dokpri
Penginapan dormitory bergaya Using seharga 40 ribu rupiah per malam. - Dokpri

Tiket masuk Pantai Cemara seharga 2.000 rupiah. Dicetak dalam bentuk print out. - Dokpri
Tiket masuk Pantai Cemara seharga 2.000 rupiah. Dicetak dalam bentuk print out. - Dokpri

Semangkuk rujak soto, makanan khas kota ini hanya dibanderol sekitar 7 ribu rupiah. Harga makanan yang tersaji juga terpampang jelas di bagian depan warung-warung. 

Bahkan, di salah satu pantai, terdapat jejeran tikar dengan meja kecil untuk menyantap makanan. Pengunjung bisa leluasa bersantai menikmati kuliner dengan ditemani deburan ombak yang menerjang.

Kini, dengan semakin pesatnya wisata Banyuwangi, pesona Indonesia yang diagungkan tak melulu soal Pulau Bali. Banyuwangi memang semakin wangi. Di tengah mekarnya sang air yang wangi, saya berharap ia masih tetap semerbak sampai kapanpun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun