Tak lain, semua bermula dari jempol yang bisa mengendalikan segala hal dengan mudah. Dengan kemajuan teknologi masa kini, jempol adalah kunci. Jempol adalah tangan kanan otak dan hati nurani paling setia yang juga pada akhirnya memiliki hawa nafsu.
Jika dulu hawa nafsu lebih banyak bermuara pada perbuatan buruk seperti mencuri, membunuh, merampok, dan lain sebagainya, kini pergeseran terjadi. Hawa nafsu online-lah yang mendominasi. Kata-kata kasar, makian, umpatan, menipu, menyebarkan berita bohong akan masuk di dunia maya tanpa batas.
Nah, pada perayaan Nyepi kali ini, dengan spirit untuk menahan diri dari hal-hal keduniawiaan dan bisa berujung pada sifat kebinatangan. Umat Hindu yang sedang beribadah saat ini akan mendapat nilai baru dalam kehidupannya dan menuju kehidupan lebih baik. Sementara umat nonhindu (saya tidak mempermasalahkan penyebutannya) juga barang tentu bisa mengambil spirit dari Nyepi ini.
Jika jempol biasa kita gunakan untuk menyebar fitnah, kabar bohong, umpatan, dan lain sebagainya,kok tidak ada salahnya mengganti dengan sesuatu yang lebih baik.Â
Semisal, melihat laman donasi yang memberikan berbagai informasi mengenai saudara-saudara kita yang kekurangan. Jika biasanya jempol kita gunakan untuk melihat video-video bertendensi buruk, sesekali bisa digunakan untuk mendengarkan ceramah yang penuh kebaikan atau melihat disparitas kehidupan di sekitar kita.Â
Disparitas yang menampilkan banyak kaum papa yang butuh uluran tangan. Dengan begitu, kita akan lebih menjadi manusia daripada menjadi hewan.
Selamat Hari Nyepi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H