Selain menjadi anggota dan pengurus PMR, ia juga menjadi anggota dan pengurus paskibra sekaligus OSIS. Benar-benar aktivis. Mbak I, dengan segala keterbatasannya sering  memiliki ide untuk menggabungkan beberapa kegiatan dari ekskul yang ia ikuti.
Semisal, kami pernah mengadakan acara pelatihan lanjutan bersama yang sebenarnya merupakan acara wajib dari ekskul Paskibra. Ekskul PMR pun mengikutsertakan beberapa anggota baru yang juga akan mengikuti lomba. Dalam kegiatan tersebut, para anggota baru itu akan mendapat banyak pelajaran menangani pasien yang sakit.Â
Pengalaman yang berharga karena sebelumnya mereka hanya memeriksa pasien abal-abal. Ekskul Paskibra juga mendapat keuntungan lebih fokus dengan kegiatan diklat mereka.
Si kutu loncat pun terlihat sangat sibuk. Kala kegiatan baris-berbaris, ia benar-benar all out dalam mengarahkan anggotanya. Ketika ia masuk tenda kesehatan dan menemukan ada peserta diklat yang sakit, ia tak segan mengajari anggota baru PMR untuk melakukan penanganan cepat. Akhirnya, simbiosis mutualisme dari dua organisasi itu tercipta berkat si kutu loncat.
Semua memang kembali kepada pribadi masing-masing. Banyak juga kutu loncat di dalam sebuah organisasi yang juga sukses mengembangkan diri dan organasiasi lain. Dan banyak pula kutu loncat yang hanya berpindah dari satu tempat ke tempat lain tanpa ada kebermanfaatan di dalamnya. Bagi kutu loncat semacam ini, yang terpenting adalah dirinya. Dan, uang.
Kisah PSSI yang kini sedang marak diperbincangkan biarlah menjadi pelajaran kita semua.
Sekian, mohon maaf jika ada kesalahan. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H