Sebagai rasa syukur atas karunia itu, ia lantas mencari Musholla tempatnya mengadu kepada Sang Pencipta. Rumah ibadah itupun segera ia temukan. Dengan kondisi yang masih sepi, ia sangat gembira bisa sejenak melepas penat di sana.
Kala aneka wahana ini benar-benar muncul ke permukaan, ia hanya berharap hutan ini tetap menjadi hutan yang apa adanya. Tanpa banyak dempulan yang berlebihan, hutan kota yang sederhana namun nyaman dikunjungi warganya adalah sebuah karunia.
Ah sayang, waktu telah habis dan ia harus meluncur ke pinggiran kota itu. Semoga kesegaran hutan ini semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia dan dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H