Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengurai Alasan tentang SD Negeri yang Tak Lagi Jadi Pilihan

25 Juli 2018   22:37 Diperbarui: 26 Juli 2018   09:27 2801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karena terbatasnya sarana, beberapa SD Negeri melakukan pembelajaran di bawah Standar Pelayanan Minimal (SPM). Salah satunya memiliki rombel lebih dari yang ditetapkan yakni 28 siswa tiap kelas. - Dokumen Pribadi

Tak dipungkiri, kinerja beberapa guru di SD Negeri memang di bawah standar. Datang terlambat, sering meninggalkan kelas, atau hal lain yang semestinya tidak dilakukan. Bagi beberapa Guru PNS yang nakal, hal ini lumrah terjadi. 

Guru honorer pun juga ada yang bekerja di bawah standar. Semuanya kembali kepada ketegasan Kepala Sekolah di dalam manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK).

Di beberapa SD Swasta, aturan bagi guru, siswa, dan warga sekolah dilakukan secara lebih ketat. Peran yayasan atau lembaga yang menaungi sekolah tersebut juga banyak berperan untuk menjaga kualitas sekolah tersebut. Maka, salah satu alasan beberapa orang tua memilih SD swasta adalah masalah kedisiplinan yang menjadi modal dasar pembentukan karakter siswa. 

Modal dasar yang sebenarnya dimulai dari sang guru itu sendiri. Peran Kepala Sekolah juga tak kalah penting karena masih saja terdengar beberapa oknum Kepala Sekolah di SD Negeri yang bertindak di luar aturan dan sewenang-wenang.

Salah satu potret masalah PTK di SD Negeri adalah seringnya guru meninggalkan jam pelajaran, terutama untuk kegiatan worksop. - Dokumen Pribadi.
Salah satu potret masalah PTK di SD Negeri adalah seringnya guru meninggalkan jam pelajaran, terutama untuk kegiatan worksop. - Dokumen Pribadi.
Itulah beberapa alasan yang mendasari beberapa wali murid mengalihkan pilihannya ke SD swasta. Sekali lagi, alasan tersebut tidak berlaku bagi SD Negeri yang memiliki kualitas bagus. Atau, bagi daerah yang tak memiliki pilihan lain selain pendidikan dasar di SD Negeri.

Meski begitu, berita mengenai SD Negeri yang kekurangan murid dalam PPDB tahun ini seharusnya menjadi lampu kuning bagi sekolah-sekolah tersebut untuk memperbaiki diri. Dan tentunya, peran pemangku kepentingan di dunia pendidikan bisa mencari langkah taktis agar SD Negeri kembali menjadi pilihan utama dan mencetak lulusan yang berkualitas.

Sekian, Mohon maaf jika ada kesalahan. Salam.

Sumber Bacaan:

(1),(2),(3), (4),(5)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun