Terdapat pula beberapa juga potret sinar X yang menunjukkan tanda pasien mengalami santet berupa paku di perutnya. Kepala saya kembali ngilu dan memutuskan segera beranjak dari sana.
Bangunan tersebut hanya boleh dimasuki dengan izin khusus petugas. Ruangan ini juga sering menjadi ajang uji nyali beberapa acara TV swasta. Tidak memasukinya sepertinya keputusan tepat.
Meski lengkap, sayang museum ini sangat sepi. Bahkan tak banyak orang yang mengetahui kalau bangunan ini adalah museum.
Tak hanya itu, yang cukup disayangkan adalah kurangnya peringatan bagi pengunjung untuk tidak memegang barang koleksi museum seperti pada museum-museum lain. Padahal, koleksi museum ini berhubungan dengan kesehatan dan penyakit yang sangat rawan mengandung bekas penyakit di dalamnya.Â
Meski belum tentu benar, aura mistis yang sangat terasa membuat pengunjung tak ingin berlama-lama di sana. Dan yang saya heran, beberapa bagian pajangan atau benda tertutup oleh kain atau penutup lain yang ternyata adalah masalah kesehatan kelamin. Suatu hal yang cukup miris namun juga menggelikan karena tak ada informasi mengenai hal tersebut.
Selepas menuntaskan rangkaian kunjungan yang cukup panjang ini, saya akhirnya sadar betapa masalah kesehatan sangat kompleks yang sebenarnya dimulai dari diri kita sendiri. Dari pikiran, dari gaya hidup terutama pola makan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H