Aneka repro foto kegiatan pengobatan mulai dari Jazirah Arab, Tiongkok, Eropa, hingga Amerika. Sasana ini juga menyimpan koleksi peralatan rumah sakit, dokter, bidan, dan tenaga medis lain di Indonesia dari masa ke masa.Â
Dokumen penting sertifikat dokter dan bidan pada pasca kemerdekaan. Sungguh, saya tak habis pikir dengan semangat perjuangan para calon dokter di masa sulit itu.
Saya jadi terkagum dengan kisah-kisah perjuangan para medis di tengah gempuran perang revolusi. Hingga sekarang pun, saya masih angkat topi dengan perjuangan para medis, terutama yang berjuang di tengah ganasnya kondisi alam pedalaman Indonesia.
Beberapa diantaranya adalah kursi roda dan tongkat untuk berjalan. Yang unik, tongkat-tongkat yang terpajang terdiri dari berbagai jenis dari beberapa wilayah di Indonesia.
Kromatografi gas untuk mendeteksi zat-zat di dalam urin secara detail, dan ada juga sentrifugasi untuk pemeriksaan sampel darah. Melihat aneka instrumen tersebut, saya jadi teringat betapa sulitnya menyiapkan sampel untuk diidentifikasi.Â
Presisi dan akurasi harus terus dijaga agar langkah para medis bisa dilakukan dengan tepat dari hasil analisis kesehatan yang dilakukan. Maka, peran laboran kesehatan juga tak kalah penting dalam usaha pelayanan kesehatan.
Beranjak tak jauh, ada pula alat untuk kesehatan untuk ibu hamil dan bayi seperti kasur untuk persalinan hingga alat pengukur tinggi dan berat badan bayi.
Terpampang juga berbagai mikroskop dan media pengembangbiakan bakteri dan materi genetika lain serta beberapa contoh alat untuk melakukan aborsi.
Sejak dahulu kala, praktik aborsi adalah hal yang telah dilakukan. Kembali, saya menemukan kengerian sekaligus keprihatinan ketika entah dengan sengaja atau memang terpaksa seorang janin tak bisa berkembang dan harus terbuang.Â
Saya teringat dengan El Salvador yang memberlakukan aturan pemenjaraan bagi perempuan pelaku aborsi dan setiap orang yang membantu aborsi sejak tahun 1997.