Nah yang membuat saya makin kagum, candi ini memiliki atap yang merupakan perpaduan antara stupa dan kubus. Membuatnya seakan-akan bermahkota putri kecantikan.Â
Dilihat dari struktur bangunannya, candi ini diyakini sebagai perpaduan antara Candi Siwa-Buddha. Posisi pintu menghadap timur, membelakangi gunung, sehingga para arkeolog meyakini pengaruh Buddha sangat kuat.
 Pintu masuk candi ini sebenarnya ada di sisi barat yang dekat dengan perkampungan penduduk, yang disebut dengan candi bentar. Sayangnya, pintu gerbang ini hanya tersisa onggokan batu.
Hanya saja, hati-hati karena selasar pada bagian ini cukup sempit. Apalagi, tinggi candi yang lumayan membuat risiko terjatuh bisa mengancam.
Contoh nyatanya, kasus yang sedang ngehits sat ini, yakni para pengikut Kanjeng Dimas Taat Pribadi. Betapa mereka sombong dan serakah mengejar apa yang mereka impikan meski mustahil untuk dilakukan.Â
Mereka lupa untuk mengerjakan apa yang seharusnya mereka lakukan, yakni bekerja dan beramal baik. Sama halnya dengan Raja Kertanegara yang mengejar hasrat menyatukan Nusantara dengan Ekspedisi Pamalayunya namun alpa dengan pertahanan di dalam kerajaanya. Dan, kisah mengenai kehidupan Raja Kertanegara kini tersimpan dalam bentuk bangunan Candi Jawi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H