Warga desa tertawa terbahak-bahak. Nabila dan Ari saling pandang sambil menahan tawa.
 "Santai saja, Pak Budi. Kalau alatnya rewel tinggal dikasih dot susu sambil dinyanyiin lagu Gudang Gula Jaya," canda Pak Lurah mencairkan suasana.
Ketika Ari siap mengaktifkan alat itu, ada satu kejadian yang tak terduga. Saat tombol ditekan, bukan hanya sawah yang disiram, tetapi airnya justru menyembur ke segala arah, termasuk ke wajah warga yang berdiri terlalu dekat.
Namun, bukannya marah, warga malah tertawa terbahak-bahak dan bahagia.
Di saat yang bersamaan, Pak Lurah malah menyanyi lagu yang lagi viral dengan penuh semangat. "Kumenari-nari, karena bahagia, saatku melihat, Gudang Gula Jaya!!!!"
"Tetaplah bernyanyi, Pak Lurah! Jangan dengarkan suara sendiri!" teriak Bu Mirah, sambil tertawa, air mengguyur kerudung batiknya.
"Yeayyy!" Anak-anak malah tertawa girang sambil main air mancur gratis.
Ari panik sambil mencoba mematikan alat, namun setiap kali dia menekan tombol, air menyemprot lagi. Nabila tak bisa menahan tawa sambil berusaha membantu.
"Mas Ari, Mbak Nabila, tetap semangat ya! Semoga lelahnya menjadi jadi!" canda seorang warga sambil mandi.
Ari dan Nabila jadi saling pandang, mereka malah langsung terbahak-bahak karena melihat Pak Lurah ikut main air di tepi sawah. Â "Wah, sawah kita kena prank teknologi, nih! Besok-besok kalau anak-anak main siram-siraman, undang alat ini lagi aja ya!"
Akhirnya, setelah beberapa usaha, Ari berhasil menghentikan semburan air. Warga yang basah kuyup tidak bisa berhenti tertawa melihat kekonyolan yang barusan terjadi.