Mohon tunggu...
IKIN ASIKIN SPd
IKIN ASIKIN SPd Mohon Tunggu... Guru - Guru

Lahir di Kuningan, 12 Oktober 1982. Menyelesaikan pendidikan di SD Negeri Cilayung pada tahun 1995, SLTP Negeri 1 Ciwaru tahun 1998, SMU Negeri 1 Ciwaru tahun 2001, dan Universitas Muhammadiyah Cirebon Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Matematika lulus tahun 2012. Aktivitas sehari-hari sebagai tenaga pendidik di SD Negeri 3 Karangkancana dari tahun 2007 sampai dengan sekarang. Hobi saya menulis dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suara Hati Suami Bagian 1 "Cinta Kang Ikin Tak Terucapkan"

20 Januari 2023   10:36 Diperbarui: 20 Januari 2023   12:43 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suara Hati Suami Bag. 1 “Cinta Kang Ikin Tak Terucapkan”

Jam menunjukan pukul 21.49, hujan gemericik dari siang masih juga belum berhenti menambah suasana semakin dingin. Kang ikin yang biasanya tidak lepas dari HP, entah mengapa malam itu lebih memilih tiduran di kamar depan sambil menyalakan radio. Istri dan anaknya sudah terlelap dibalik selimut dari sehabis Shalat Isya. Ia tanpa sengaja menemukan catatan harian ketika masih muda di lemari buku bagian atas. 

Dibukanya lembaran demi lembaran, dan tatapannya berhenti ketika dilihatnya photo buram seorang pemuda tinggi kurus dengan seragam putih abu penuh coretan. Itu photo dirinya ketika pelulusan dulu, pikirannya menerawang mengingat-ingat kejadian yang pernah dialaminya ketika sekolah 23 tahun silam.

***

Halaman sekolah sudah mulai sepi saat aku tiba di SMA tercinta pagi ini, tidak seorang pun bekeliaran di luar. Bahkan anak kelas lll IPA yang biasanya berkumpul di depan kelas hari ini tidak terlihat. Aku baru ingat hari ini jam pertama pelajaran Matematika, dan gurunya bu Evi yang kiler itu. 

Tapi meskipun kata anak-anak kiler menurutku dia baik, dan yang paling penting pelajarannya bisa kuterima. Aku melangkahkan kaki tambah cepat, agar segera sampai di kelasku yang berada dideretan paling ujung. Benar saja dugaanku, bu Evi sedang berdiri di depan papan tulis sambil memegang penggaris. Aku mengetuk pintu sambil menganggukan kepala.

"Assalamualaikum, pagi buu, maaf terlambat." Kataku sesopan mungkin sambil menunduk.

"Walaikumsalam, ini sudah jam berapa?, niat sekolah gak sih, masa setiap pelajaran saya kamu terlambat."

Bu Evi bicara dengan nada tinggi sambil menatap tajam kearahku. Sejenak aku terdiam tidak berani menjawab, memang bu Evi benar aku sering terlambat pelajarannya, padahal kalau hari-hari lain aku jarang terlambat.

"Tadi di terminal angkutannya pada penuh bu, saya tidak kebagian tempat duduk." Kataku berusaha membela diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun