***
Ada yang menarik dari penggalan Wikipedia di atas, dikatakan CO2 merupakan gas rumah kaca. Pasti milenial masih sedikit asing dengan kalimat Gas Rumah Kaca (GRK)!
Nah! GRK itu sebenarnya adalah gas-gas di atmosfer yang dapat menangkap panas matahari. Jadi atmosfer bumi ini diibaratkan seperti sebuah rumah kaca yang dapat memerangkap dan memantulkan panas dari matahari. Yang termasuk GRK yang ada di atmosfer antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (N2O), metana (CH4), dan freon (SF6, HFC dan PFC).
Jika GRK ini berlebihan akan menyebabkan pemanasan global di mana suhu di bumi akan naik secara signifikan.Â
Milenial, tahukah kamu jika pemanasan global telah menjadi isu strategis dan fokus bahasan pada berbagai pertemuan, konferensi tingkat tinggi seantero negara di dunia beberapa dekade terakhir?Â
Karena dampak pemanasan global telah nyata dirasakan seperti curah hujan yang ektrem/banjir, badai salju di daerah tertentu, sementara di daerah lain kekeringan dan musim panas yang ektrem, gagal panen pertanian, mencairnya es di kutub, rusaknya ekosistem, naiknya ketinggian permukaan air laut dan perubahan iklim yang ekstrim lainnya.
Dari mana emisi gas-gas rumah kaca ini berasal?
Dilansir dari berbagai sumber, ada 5 sektor utama yang menjadi penyumbang GRK. Ini dia;
Sektor-sektor tersebut bervariasi menurut daerah sesuai dengan karakteristik alam, potensi, kondisi dan pemanfaatan.
Di Aceh sektor penyumbang emisi GRK berasal dari aktifitas perkebunan, kehutanan dan lahan gambut. Â Kegiatan penebangan/ pengundulan hutan, alih fungsi lahan telah berjalan dengan laju yang mengkhawatirkan.