Masih ingat kata pepatah/ungkapan;
Rajin Pangkal Pandai, Hemat Pangkal Kaya!
Sedia Payung Sebelum Hujan!
Sepertinya kedua ungkapan ini akan terus berlaku sepanjang masa. Â Apalagi di situasi saat ini di tengah Wabah Pandemi Corona. Orang-orang yang sudah menerapkan kedua pepatah di atas kemungkinan besar tidak terlalu risau dengan kondisi dan situasi tersebut. Karena mereka sudah mempunyai cadangan/persediaan/bekal dalam menghadapi situasi sulit di tahun 2020.
Namun bagaimana dengan mereka yang tidak memilki bekal alias tidak menerapkan kedua ungkapan di atas dari dulu? Tentu kesulitan terutama dalam finansial akan terjadi.Â
Mengingat berbagai perusahaan atau industri harus tutup dalam waktu yang tidak bisa ditentukan, sekolah juga ditutup, para Aparatur Sipil Negara (ASN) hingga anggota DPR, juga tidak bisa melaksanakan kegiatan kedinasan secara total karena anggaran kegiatan sudah di re-alokasi untuk penangganan wabah corona (Covid-19) yang tidak tahu pasti kapan akan berakhir.
Banyak para tenaga kerja yang harus dirumahkan dan harus memutar otak untuk mencari sumber penghasilan lain. Di tengah kondisi seperti ini, tentu kita harus bijak dalam mengatur dan mengelola keuangan pribadi.Â
Karena kalau tidak, siap-siap saja finansial sobat akan terus menipis seiring waktu, pengeluaran akan lebih besar dari pendapatan. Hasilnya sobat akan jatuh miskin. Maukah hal ini terjadi?
Kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke-depan, maka sedialah payung sebelum hujan. Kita tidak tahu pasti bagaimana kondisi ekonomi/keuangan kita dan negara kita, maka berhematlah niscaya engkau akan kaya dan tidak mengalami kesulitan keuangan di kemudian hari.
Hemat disini memiliki makna yang luas bagi saya. Di dalamnya ada pengaturan keuangan dan seiring waktu dengan berhemat kita bisa memiliki harta yang bisa memberikan penghasilan kepada kita. Harta inilah yang sangat menolong kita dalam menghadapi situasi sulit di tengah Pandemi Corona.
Harta yang Bisa Memberikan Penghasilan
Memiliki sebanyak mungkin Harta Produktif adalah hal yang harus sobat kompasianer lakukan sejak dulu bahkan sebelum Pandemi Virus Corona Melanda. Hal ini juga menjadi langkah pertama yang harus dilakukan setelah mendapatkan gaji yakni menyisihkan sebagian untuk dibelikan harta produktif.
Jangan mengira harta produktif itu sesuatu yang sangat mahal dan hanya dapat dimiliki dengan uang yang sangat banyak. Jangan lupa, produk tabungan di bank pun tergolong harta produktif kalau kita memakainya untuk investasi dan tidak pernah diambil, biarpun pada saat ini bunganya kecil.
Lantas, apa saja yang dapat digolongkan harta produktif atau harta yag bisa memberikan penghasillan untuk para sobat? Prinsipnya hanya ada empat kelompok besar harta produktif yang bisa kita miliki;
1. Produk Investasi
2. Bisnis
3. Harta yang disewakan
4. Barang Ciptaan
Ke-empat kelompok besar harta produktif tersebut dapat menjadi sumber passive income buat kita.
1. Produk Investasi
Produk investasi menjadi salah satu jenis harta yang dapat memberikan penghasilan kepada kita, baik penghasilan rutin maupun penghasilan yang hanya sesekali atau bahkan hanya sekali saja. Yang memberikan penghasilan rutin biasanya berbentuk pendapatan tetap, memberikan bunga dan jumlah nominal uang yang diinvestasikan tidak akan berkurang, contohnya tabungan dan deposito di bank.Â
Sejak pertama bekerja, saya sudah menyisihkan sebagian pendapatan saya untuk ditabung. Ketika tabungan itu sudah banyak, saya jadikan deposito. Dua-duanya memiliki prinsip yang hampir sama. Bedanya pada Deposito uang kita "dikunci" dan tidak boleh diambil sampai jangka waktu tertentu, sedangkan pada tabungan, uang kita tidak dikunci.
![Saya sudah punya tabungan deposito sejak tahun 2017 s/d sekarang (foto dokumentasi pribadi).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/06/28/img-1706-jpg-59ac340f7ac66504925d9a32-5ef896d8097f36705d13d6e2.jpg?t=o&v=770)
![Cincin dan Gelang Emas, saya jadikan sebagai salah satu produk investasi (foto dokumentasi pribadi).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/06/28/img-38991-5ef894c9d541df0f1e4af062.jpg?t=o&v=770)
![Surat jual beli bidang tanah dari Kelurahan (foto dokumentasi pribadi).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/06/28/img-2109-jpg-5ef893bf097f3641a7570983.jpg?t=o&v=770)
![Akta Jual Beli Tanah dari Kecamatan (foto dokumentasi pribadi).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/06/28/picture-3-5ef89416d541df0fb45fe7c3.png?t=o&v=770)
![Kemudian tanahnya saya sewakan untuk orang desa berkebun (foto dokumentasi pribadi).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/06/28/picture-2-5ef895e7097f3647235fa342.png?t=o&v=770)
Bisnis adalah salah satu harta produktif yang bisa kita miliki. Banyak orang menyisihkan gaji setiap bulan untuk dijadikan modal bisnis. Masalahnya sekarang, ada banyak orang bisa menyisihkan gaji untuk modal bisnis, tapi masih saja takut memulai. Padahal tidak semua bisnis memerlukan modal besar. Beberapa orang malah mengaku tidak membutuhkan modal besar ketika memulai bisnis.
Bisnis yang bergerak dibidang jasa sering kali tidak membutuhkan modal besar, kecuali untuk sejumlah peralatan kantor sederhana yang bisa dibeli dengan menyisihkan sebagian kecil dari gaji selama enam bulan gaji.
Saran yang sederhana, mulailah saja, kita tidak akan pernah tahu bagaimana sebuah bisnis dapat berjalan sebelum kita memulainya atau mencobanya. Seperti saya, sejak awal bekerja sudah menyisihkan gaji untuk dijadikan modal bisnis. Dari tahun 2017 sampai sekarang, saya berhasil berbagi keuntungan dengan menjalankan bisnis tabung gas Elpiji 3 kg dengan agen penyalur sebagai partner kerja.
![Menyisihkan gaji untuk dijadikan modal bisnis (foto dokumentasi pribadi).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/06/28/img-2097-jpg-5ef88a42097f36717c4139f5.jpg?t=o&v=770)
![Menjalankan bisnis tabung gas Elpiji 3 kg dengan agen penyalur sebagai partner kerja (foto dokumentasi pribadi).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/06/28/img-2111-jpg-5ef88a89097f36155a5638b3.jpg?t=o&v=770)
Jadi pada saat masih bekerja, kita bisa mencari peluang bisnis yang mungkin dapat dijalankan tanpa mengganggu waktu kerja. Contoh kreatif lain seperti membuka warung makan yang dijalankan oleh saudara kita yang pandai memasak atau membuka warnet kecil yang dioperasikan sepupu. Memang untuk awalnya penghasilan dari sumber itu mungkin tidak besar-besar amat. Akan tetapi yang penting semangat dan harapan kita, agar bisa terus-menerus memberi penghasilan sebagai suatu passive income.
3. Harta yang Disewakan
Sebuah harta konsumtif, bila disewakan dan bisa mendapatkan uang dari situ, maka bisa disebut sebagai harta produktif. Lalu harta apa saja yang bisa disewakan? Banyak, seperti sewa rumah tipe 36 yang saya sewakan kepada mahasiswa atau bisa juga disewakan kepada keluarga muda yang belum mampu membeli rumah sendiri. Kalau kita punya mobil, bisa disewakan pada tamu hotel yang ingin melakukan perjalanan dalam kota dan membutuhkan transportasi motor. Motor bisa disewakan secara bulanan untuk diojek. Bahkan, rekan-rekan bisa membuat gerobak nasi goreng untuk disewakan secara harian kepada penjual nasi goreng.
![Sewa rumah tipe 36 yang saya sewakan kepada mahasiswa (foto dokumentasi Pribadi).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/06/28/whatsapp-image-2020-06-26-at-21-23-54-5ef87f52097f36645f33b6e6.jpeg?t=o&v=770)
![Kadang-kadang saya juga menyewakan mobil saya, kepada tamu hotel yang ingin melakukan perjalanan dalam kota (foto dokumentasi pribadi).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/06/28/img-3856-jpg-5ef87f6e097f361376650293.jpg?t=o&v=770)
4. Barang Ciptaan
Barang ciptaan adalah saah satu harta produktif yang bisa anda buat sendiri. Banyak orang bisa membuat sesuatu, memproduksinya secara masal (entah dengan modal sendiri atau modal orang lain), menjualnya dan mendapatkan royalty. Royalti adalah penghasilan yang umumnya diterima terus menerus dari penjualan barang atau sesuatu yang sifatnya ciptaan.
Saatnya sobat-sobat kompasianer berfikir dan menciptakan sendiri barang ciptaan yang tepat. Punya kemampuan menulis? Atau bakat besar di bidang tari suara? Jangan sia-siakan anugerah itu.
Menulis dan membuat buku, kemudian datang ke penerbit. Penerbitlah yang akan memproduksinya secara masal dengan uang mereka. Sebagai pengarang, akan menerima royalty yang besarnya sekian persen dari setiap buku yang terjual. Artinya begitu ada orang membeli buku ini, orang itu sudah memberikan royalty kepada kita.
Contoh lain adalah album lagu. Seseorang bisa merekam suaranya, mengirimkan rekaman tersebut ke perusahaan rekaman, dan kalau mereka suka rekaman lagu anda, akan diproduksi secara masal.
Selama buku atau album rekaman yang kita buat masih disukai dan dibeli, maka pendapatan royalty akan terus mengalir ke kantong sobat dan menjadi sumber passive income.
***
Jadi intinya, fokuskan diri untuk memiliki produk-produk atau ke empat Harta Yang Bisa Memberikan Penghasilan seperti di atas, sehingga kelak jumlah pendapatan tetap yang masuk dari harta passive income ini bisa menyamai pendapatan anda sekarang bahkan bisa lebih.
Memang tidak gampang dan tidak mungkin bisa cepat. Mungkin butuh waktu bertahun -tahun sebelum pendapatan tetap anda dari passive income ini bisa menyamai atau melebihi penghasilan anda sekarang.
Berutung bagi anda yang sudah memulainya dari dulu seperti lima tahun yang lalu atau sepuluh tahun yang lalu sebelum pandemi corona melanda. Ingat, merintis jauh lebih baik dari pada tidak sama sekali. Namanya juga sedang membangun sumber passive income. Ketika anda mempunyai passive income yang bagus, anda bisa lebih tenang bekerja di tempat sekarang. Konsentrasi anda tidak harus terganggu oleh masalah gaji yang dirasa kecil, padahal sebetulnya tidak.
Ingat, tugas perusahaan bukanlah mensejahterakan anda, tapi memberikan imbalan yang pantas sesuai dengan job description anda. Anda hanya perlu mengusahakan untuk memiliki satu sumber penghasilan lagi yang mudah mudahan bisa dijadikan passive income.
Passive income ini awalnya mungkin memang kecil, tapi lama-kelamaan kita harapkan jumlahnya bisa semakin besar dan besar. Selain itu, dengan memiliki sumber passive income, anda bisa mengantisipasi risiko hilangnya sumber penghasilan dari pekerjaaan anda sebagai karyawan. Dana cadangan memang bisa mengantisipasi risiko PHK. Tetapi ingat, dana cadangan sebetulnya hanya sebuah proteksi untuk jangka pendek kalau anda di PHK. Sedangkan passive income akan berguna untuk proteksi jangka panjang.
Dengan gaji saat ini, kita bisa menabung sedikit demi sedikit agar bisa membeli property sebagai sumber passive income dalam beberapa tahun mendatang. Oleh karena harga tanah, rumah dan kendaraan mahal kita bisa menggunakan alternatif kedua yaitu memanfaatkan fasilitas pinjaman seperti Bank dan Perusahaan Pembiayaan.
Namun jangan lupa, entah anda meminjam di bank atau perusahaan pembiayaan, tentu anda harus mengembalikan pinjaman tersebut setiap bulan dalam bentuk cicilan pokok dan bunga yang diambil dari gaji anda.
~***~
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI