Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bangkit Dari Kegagalan, Energi Baik Untuk Kehidupanku

15 Agustus 2018   20:16 Diperbarui: 15 Agustus 2018   21:35 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: jakarta.tribunnews.com

"Saya mensyukuri apapun yang telah terjadi dalam kehidupan saya, meskipun itu adalah suatu Kegagalan. Karena menurut saya kegagalan, saya memaknainya sebagai bagian dari perjalanan menuju keberhasilan. Tanpa adanya kegagalan, kita tidak pernah akan mengerti rasa sedih, dan tanpa mengerti rasa sedih, kita tidak akan mengerti apa itu rasa bahagia. Dan saya menyakini dalam hidup saya banyak pembelajaran yang bisa saya petik, dan dari rangkaian-rangkaian petikan itu, menjadikan pengalaman buat saya berarti, dan membuat saya menjadi lebih baik setiap harinya".

Kumpulan kalimat di atas merupakan jawaban dari Maria Selena (perwakilan dari Jawa Tengah) saat memasuki tahap 3 besar Pemilihan Putri Indonesia Tahun 2011. Jawaban tersebut telah mengantarkannya menjadi pemenang pertama, sekaligus menjadi Puteri Indonesia 2011.  Videonya dapat disaksikan di bawah ini;.

Dalam babak 3 besar tersebut, Choki Sitohang bersama Nadya Mulya sebagai pembawa acara mengajukan pertanyaan;

Apakah rahasia yang mendukung anda, sehingga bisa menjadi seperti anda yang sekarang ini? Maria Selena rupanya memiliki jawaban yang berbeda dari 2 kontestan lain. Dan jawaban itu sebagaimana tertulis di atas, sepertinya telah menyentuh hati para juri dan menjadikan Maria Selena menjadi yang terbaik dan berhak menjadi Puteri Indonesia saat itu.

Jawaban dari Maria Selena di atas juga sangat menginspirasi saya dalam memandang sebuah kegagalan, yang membuat saya jadi tidak takut gagal. Sehingga tak heran dalam deskripsi profil saya di Kompasiana bertuliskan;

  • "Lupakanlah Kegagalan, Namun Ingatlah Selalu Pelajaran Yang Didapat Dari Kegagalan Tersebut"

Ngomong kegagalan, saya juga jadi ingat tentang lomba menulis. Beberapa kali saya gagal memenangkan lomba menulis. Kesedihan dan kekecewaan saya rasakan, termasuk saya harus mempersiapkan mental ketika berhadapan dengan orang lain yang tidak menerima kegagalan saya.

Kegagalan itu awalnya membuat saya khawatir ketika ada lomba atau event menulis lagi yang diadakan. Sampai-sampai teman saya bilang,

"Kenapa nggak ikut lomba menulis, biasanya suka ikut lomba!"

"Nggak ah, khawatir nggak menang, apalagi banyak yang ikut," jawabku.

"Mengapa harus khawatir? Jika kamu sudah melakukan yang terbaik dari apa yang kamu bisa lakukan? Khawatir tidak akan membuat  sesuatu jadi lebih baik, tapi serahkan hasilnya pada Sang Pencipta." Papar sang teman.

Ungkapan teman saya di atas membuat saya sadar jika pasrah bukan sekedar menyerahkan pada kehendak takdir, tapi berserah setelah berusaha memberikan yang terbaik.

Saya percaya mereka yang lebih unggul dan menang adalah mereka yang berusaha lebih baik. Tak ada orang sukses yang tak pernah gagal.

Setelah itu saya ingat dari jawaban dari Maria Selena, yang membuat saya beranjak untuk membaca kisah orang-orang sukses dari beragam profesi yang dapat bangkit dari kegagalan.

Kisah orang-orang sukses ini awalnya mengalami satu titik  dalam hidup mereka yang bernama kegagalan. Kegagalan yang mereka alami tidak hanya sekali, melainkan terjadi beberapa kali atau malah berkali-kali. Dalam kisahnya mereka harus mengalami yang namanya cacian, makian, rintangan, cobaan, ditertawakan orang, diragukan orang, diremehkan hingga dianggap tidak mampu. Namun mereka bisa bangkit dari keterpurukan dengan menganggap gagal itu adalah sebuah titik atau noda hitam di atas selembar kain putih. Kain putih itu mereka analogikan sebagai sebuah kehidupan dunia.

Orang-orang sukses ini rupanya tidak berfokus pada titik hitam itu, melainkan fokus pada lembaran kain putih yang tidak terkena noda hitam yang ternyata lebih luas dari sekedar titik hitam itu. Dari situ mereka menyadari bahwa masih sangat banyak dan lebih luas kesempatan atau peluang  yang bisa diraih.

Bagi saya, kombinasi jawaban Maria Selena dan membaca kisah-kisah orang sukses ternyata membawa hikmah tersendiri. Hikmah itu berupa energi-energi positif ataupun energi baik yang membuat saya menjadi lebih bijak, bersemangat dengan pribadi yang lebih baik lagi.

Gagal, sebuah kata yang pastinya akan dihindari oleh siapapun itu. Karena setiap orang pasti tidak ingin peristiwa yang bernama kegagalan itu hinggap atau terjadi dalam hidup. Karena gagal itu emang menyesakkan sekaligus menyakitkkan.

Sejalan dengan Maria Selena, inti dari kegagalan itu buat saya adalah pembelajaran dan menjadi proses hidup yang sesungguhnya.

Saya belajar banyak hal dari yang namanya kegagalan. Saya bisa belajar bagaimana mengenal karakter dan energi yang baik itu justru dari kegagalan. Saya juga bisa memahami jalan di masa depan yang abstrak dan membuatnya menjadi nyata justru karena kita pernah gagal. Dan sesuatu yang enak itu berawal dari sesuatu yang tidak enak.

Gagal itu seperti anak tangga yang akan membuat kita naik lebih tinggi lagi. Setiap anak tangga berisi hikmah dan setiap hikmah itu akan membuat kita bertambah bijaksana. Dan kebijaksanaan itu saya pikir harus dimiliki oleh setiap orang.

Gagal menjadi satu pelajaran penting dalam hidup orang-orang sukses, membuat mereka bangkit dari keterpurukan dan menjadi orang yang lebih bijaksana ketimbang sebelumnya.

Jadikan Segala Sesuatu Lebih, dan Lebih Baik Lagi

Berbicara dengan energi baik dan sesuatu yang lebih baik, ingatan saya kembali terngiang pada perhelatan Piala Dunia Rusia Tahun ini. Ada banyak kejutan yang terjadi di perhelatan ini diantaranya pada kiprah Timnas Jepang dan Kroasia. Timnas Jepang mampu menembus babak 16 besar saat melawan timnas Belgia dan mengukir sejarah dengan mampu mengalahkan timnas Kolombia.

Sedangkan Kroasia mampu menembus Final Piala Dunia 2018 setelah berhasil mengalahkan salah satu tim kuat di piala dunia 2018, Inggris. Bahkan di babak sebelumnya timnas Kroasia ini telah mengalahkan timnas tuan rumah Rusia melalui adu penalti.

Yang jadi perhatian saya dalam kiprah timnas Jepang dan Kroasia adalah semangat dan energi mereka yang besar. Sepanjang pertandingan, mereka seperti tidak pernah kehabisan energi. Ternyata faktor utama yang menjadi penyebabnya adalah tempaan oleh sang pelatih. Seperti sang pelatih timnas Jepang. Pada awal masa melatih, sang pelatih tahu bahwa negara Asia kalah dengan orang Eropa, Afrika, dan Amerika Latin, baik dari segi postur tubuh maupun ketahanan di lapangan. Karena itu sang pelatih amat menekannkan faktor fisik yang prima, disiplin yang kuat, agresitivaitas, mentalitas, semangat dan energi juang yang besar serta konsisten kepada anak asuhannya. Menurutnya, hanya itulah satu-satunya cara untuk menyejajarkan diri dengan pemain-pemain Eropa, Afrika dan Amerika Latin.

Dukungan penuh dari para suporter mungkin menjadi nilai plus/bonus bagi kedua timnas. Namun cara-cara tempaan sang pelatih yang dilakukan pada pemain, menjadi kekuatan pembeda sehingga Jepang dan Kroasia lebih baik dari tim lain, hingga berhasil masuk Final seperti Kroasia. Meski secara teknik main bola masih kalah, tapi energi dan konsistensi mereka yang tak pernah habis menjadi pembeda.

Peristiwa di atas membuat saya lebih yakin, jika di atas baik itu masih ada yang lebih baik. Maka terus dan pacu untuk berikan yang terbaik dalam hidup. Jadikan segala sesuatu lebih dan lebih baik lagi. Dan jika kita memang sudah merasa memberikan yang terbaik dari apa yang kita bisa, nggak perlu harus khawatir dan takut gagal, Insya Allah hasil yang terbaik dan jalan menuju sukses pun pasti akan terbuka dan kita dapatkan.

  • Intinya: "Kegagalan harus mampu untuk mendorong/memotivasi kita agar dapat berbuat lebih dan lebih baik lagi"

Walau Gagal Tetap Bergembira

Ketika saya menghadapi masalah ataupun gagal,  maka yang akan saya lakukan adalah  melupakannya sejenak, lalu bergembira, baru kemudian memikirkan untuk mecari solusinya.

Bergembira, bersenang-senang  dan melakukan sesuatu dengan senang hati adalah sebuah energi yang menyegarkan dan penyeimbang dalam hidup, sekaligus membuat hidup menjadi lebih berwarna. Dan tentunya ini bukan tanpa arah tujuan seperti halnya para pencadu alkohol dan narkoba yang mencari kesenangan tiada batas. Tapi bersenang-senang itu menjadi penyeimbang hidup dan mencari hidup lebih baik lagi.

Buat saya hidup yang nyaman itu adalah hidup yang seimbang, penuh energi dan intropeksi. Dan ketika saya menua kelak, saya akan tetap melakukan hal-hal yang positif seperti yang selama ini saya lakukan.

Lupakan Kegagalan, Kejar Kebahagiaan

Banyak orang ingin bahagia, tapi tidak tahu bagaimana cara mengejarnya dengan tepat.

Untuk mengejar kebahagiaan, saya pikir harus dilakukan dengan perjuangan membahagiakan orang lain terlebih dahulu. Dimulai dengan upaya sekuat tenaga membuat diriku berguna bagi orang lain.

Saya yakin mencari kebahagian dengan memberikan dahulu kebahagiaan kepada orang lain akan selalu mendapatkan tempat teratas.

Sebagai seorang karyawan yang bekerja di perkantoran, menemukan kebahagian itu tidak sulit, yaitu dengan melayani dan memberikan kontribusi positif kepada pihak lain terlebih dahulu. Jadi itu dia kuncinya.

2 Kiat Melupakan Kegagalan dan Pendukung Kebahagiaan

1. Bersyukur untuk hal positif

Bersyukur kepada tuhan yang maha esa, akan menghasilkan energi positif yang besar, penuh ucapan syukur dan hati yang damai. Hidup-pun akan lebih berbahagia dan badan akan lebih sehat, tanpa perlu harus bersikap sombong.

2. Melakukan sesuatu harus dengan tulus

Lakukan semua kebaikan dengan tulus, karena itu akan besar manfaatnya tanpa mengharapkan pujian dan balasan.

***

Saya yakin kita semua pasti dapat bangkit dari kegagalan. Karena itu adalah suatu energi baik (positif) buat kehidupan. Bersyukur, melupakan kegagalan, bijaksana, kegembiraan, ketulusan dan terus berusaha melakukan yang terbaik, menjadi rangkaian kata-kata yang dapat kita petik untuk bisa bangkit dari kegagalan, menyebarkan energi positif dan meraih sukses dikemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun