Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Mio S Isyana Jadi Pilihan Sang Montir Tua dan Istri

26 Desember 2017   20:41 Diperbarui: 26 Desember 2017   22:27 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Bukhari tertawa takkala menghitung uang hasil tabungannya bekerja sebagai montir benkel, berjualan rokok dan koran. Tawa Pak Bukhari langsung mendapat reaksi dari istrinya, Bu Zainab.

"Apa yang kau tertawakan Pak?" Tanya istrinya heran

"Ini uang yang saya hitung di dalam celengan ini," jawab Pak Bukhari masih tertawa, sambil menunjukkan sebuah celengan yang sarat dengan uang kepada istrinya.

"Wah uang tabungan bapak sudah banyak, tapi apanya yang lucu?"

"Meskipun keadaan keuangan kita sering kembang kempis, buktinya bapak bisa nabung sebanyak ini," ucap Pak Bukhari menggeleng-geleng sambil tertawa lagi.

"Ini berkat doa, kesabaran dan usaha kita pak," jawab Bu Zainab.

"Betul sekali Buk, dan sekarang uang tabungan ini akan bapak belikan sepeda motor terutama buat ibu."

"Apa, sepeda motor?" yang benar pak!"

"Bapak sangat sadar memiliki kendaraan sudah menjadi kebutuhan saat ini, dan bapak pikir ibu sangat membutuhkannya untuk keperluan kerja.  Dan sekarang kondisi tabungan kita sudah memungkinkan." Ujar Pak Bukhari.

"Aku setuju saja sih Pak. Lalu , apa yang harus kita lakukan?"

"Besok kita datang saja ke dealer sepeda motor, ibu mau nya ke dealer yang mana?"

"Yamaha," jawab Bu Zainab spontan.

"Kita akan membelinya secara tunai agar tidak pusing lagi memikirkan cicilan. Harga tunai biasanya lebih murah dibandingkan kredit," ujar Pak Bukhari.

Pak Bukhari dan istri ditempat usaha bengkel milik mereka. (foto dok pri).
Pak Bukhari dan istri ditempat usaha bengkel milik mereka. (foto dok pri).
***

Pak Bukhari dan istri pun datang ke sebuah dealer atau showroom Yamaha yang ada di kota Meulaboh Aceh. Petugas dealer/customer service (CS) laki-laki menyilakan calon pembelinya agar duduk di kursi yang ada di depan mejanya.

"Ada yang bisa dibantu Pak?" Tanya CS itu ramah.

"Istri saya mau cari sepeda motor."

"Benar Dik, saya maunya memiliki skuter matic keluaran terbaru yang cocok untuk keperluan kerja, jalan-jalan dan antar jemput cucu," sebut Bu Zainab.

"Disamping itu, irit bahan bakar, bagasi yang luas, lampu yang terang, tapak pijakan kaki yang besar, anti maling dan mudah dikendarai dimana saja terutama saat macet." Jelas Pak Bukhari menambahkan kepada CS  itu,

Mendengar apa yang dikatakan bapak/ibu Bukhari, sang CS pun mengangguk-angguk, lalu menuntun keduanya memasuki ruang koleksi. Sang CS akhirnya memperkenalkan skuter matic Mio S kepada mereka.

"Segala keinginan bapak dan ibu tadi, ada pada Mio S Isyana ini," ujar sang CS sambil memberikan brosur Mio S bergambar Isyana dan secarik kertas yang berisi segala keunggulan Mio S kepada Bapak dan Ibu Bukhari.

"Kenapa dibilang Mio S Isyana ya?" Tanya Bu Zainab

"Karena dia yang mewakili merek skuter matic ini, istilah keren brand ambassadornya buk," jawab sang CS, disertai anggukan Bu Zainab.  

Beragam fitur unggulan juga disematkan pada Mio S Isyana ini," lanjut CS dealer Yamaha itu. "Antara lain rem cakram pada roda depan dan belakang, dan sistem pengucian bermagnet dengan penutup otomatis. Untuk lebih lengkap bapak dan ibu bisa lihat brosur dan kertas  ini."

Bapak dan Ibu Bukhari pun memperhatikan dengan seksama brosur, secarik kertas dan Mio S yang diperlihatkan oleh sang CS.

Secarik kertas yang diperlihatkan sang CS kepada Pak Bukhari dan Bu Zainab. (foto dok pri)
Secarik kertas yang diperlihatkan sang CS kepada Pak Bukhari dan Bu Zainab. (foto dok pri)
"Desain badan skuter matic ini ramping dan dinamis, pas sekali buat perempuan dan mendukung untuk berkendara di padatnya lalu lintas perkotaan." Kata CS itu lagi.

"Sudah Buk, Mio S Isyana ini cocok dan akan lebih mudah," tukas Pak Bukhari yang disambut senyum kesetujuan sang istri.

Mio S Isyana yang dibeli Pak Bukhari dan istri di sebuah showroom. (foto dok pri).
Mio S Isyana yang dibeli Pak Bukhari dan istri di sebuah showroom. (foto dok pri).
***

Pak Bukhari dan istri adalah kaum urban yang tinggal di sebuah kampung di pinggiran kota Meulaboh. Anak-anak mereka telah memiliki kehidupan sendiri. Sekarang tinggal lah mereka berdua saja. Pak Bukhari saban hari bekerja montir di bengkel miliknya. 

Namun kadang-kadang beliau dengan sepeda ontelnya menjual rokok dan koran yang diterimanya dari grosir untuk dijual di persimpangan-persimpangan di kota Meulaboh. Istrinya berprofesi sebagai seorang penjahit di sebuah taylor yang tidak jauh dari pusat kota.  Bu Zainab harus menempuh jarak sekitar 6 km untuk mencapai lokasi kerja. Selama ini Bu Zainab menggunakan angkutan umum yang ongkosnya makin naik saja untuk berangkat bekerja.

Pak Bukhari saban hari bekerja sebagai Montir Benkel di usaha miliknya. (foto dok pri).
Pak Bukhari saban hari bekerja sebagai Montir Benkel di usaha miliknya. (foto dok pri).
Pak Bukhari dengan sepeda ontelnya kadang-kadang juga menjual rokok dan koran. (foto dok pri)
Pak Bukhari dengan sepeda ontelnya kadang-kadang juga menjual rokok dan koran. (foto dok pri)
Empat tahun belakangan Pak Bukhari dan istri berusaha untuk menabung. Kebiasaan menabung hampir selama 4 tahun itu akhirnya sampai juga terkumpul cukup uang untuk pembelian sepeda motor untuk sang istri.

Pak Bukhari merasa bahagia sudah dapat membeli skutik Mio S untuk digunakan mobilitas harian sang istri, yakni keperluan kerja dan kadang-kadang bisa antar jemput cucu ke sekolah. Ibu Zainab pun merasakan dampak positif setelah memiliki Mio S.

"Perjalanan tidak lagi repot, tidak sering terlambat lagi mengantar cucu ke sekolah dan masuk kerja yang berimbas pada dipotongnya gaji. Intinya lebih leluasa beraktivitas  tanpa tergantung suami." Ujar Bu Zainab tersenyum tampak berterima kasih pada suaminya.

Saat parkiran, istri saya pun tidak perlu merasa was-was karena Mio S ini punya fitur canggih, namanya Answer Back System yang memudahkan kami mencari motor saat di parkiran. Cukup dengan menekan tombolnya satu kali maka alarm akan berbunyi dan pengendara akan tahu posisi motor." Lanjut Pak Bukhari sambil membalas senyum istrinya.

Pak Bukhari pun sesekali berkeliling kampung dan kota dengan sepeda motor Mio S kesayangan istrinya itu untuk keperluannya berjualan koran dan rokok.

Menurut Pak Bukhari, meski berada di medan jalan yang tak mudah, seperti jalanan berkelok-kelok, menanjak dan aspal yang sempit saat berkeliling kampung, Mio S masih enak dan nyaman untuk dikendarai. Rem cakram depan, pengereman-nya sangat maksimal, langsung terkunci terutama saat berhenti di tanjakan atau turunan.

Pangalaman berkesan lainnya bersama Mio S juga terjadi saat Pak Bukhari pulang malam. Ketika itu malam makin sunyi dan jalanan makin berkabut. Pak Bukhari masih saja meluncur membawa Mio S di belantara kota. Gerimis pun turun perlahan mengiringi roda-roda motor yang berputar di jalanan basah. Menurut Pak Bukhari, jarak pandang tak sampai 2 meter. 

Namun puji Tuhan, berbekal lampu depan Mio S, yang ternyata jangkauan penerangannya luas dan terang, Pak Bukhari tidak begitu mengalami kesulitan, ia masih bisa menarik gas motornya dengan perlahan dan lancar mengikuti garis marka putih di tengah aspal. Ditambah lagi dengan lampu hazard untuk memberi tanda dalam situasi darurat.

Hemat Bahan Bakar 1 liter/60 Km lebih

Waktu itu Pak Bukhari dan istri hendak menuju ke Banda Aceh. Sebelumnya beliau hanya melakukan service dan penambahan angin di showroom tempat mereka beli, kemudian mengisi pertalite 1 liter. Pak Bukhari sengaja mengisi pertalite sebanyak 1 liter untuk mengetes seberapa banyak konsumsi bahan bakar untuk jarak tertentu.  Hasilnya mengejutkan,  menurut beliau, Mio S ini dapat menjangkau sekitar 60 km lebih untuk 1 liter pertalite.  Diketahui jarak Meulaboh-Banda Aceh-Meulaboh sekitar 238 Km, berarti dengan pulang pergi mencapai 476 Km.

Foto dok pri.
Foto dok pri.
Pak Bukhari dan istri sungguh tak menyangka, bisa seirit ini bbm-nya. Yang mereka ketahui dari CS dealer, rahasia iritnya terletak pada mesin.

"Katanya Mio S ini pakai mesin Blue Core 125 cc, mesin yang lebih irit 50 % dibandingkan dengan mesin karburator Yamaha tahun 2008." Ujar Pak Bukhari.

Soal Ban, Pak Bukhari dan istri juga nggak perlu khawatir akan takut bocor karena Mio S Irit ini menggunakan ban tubeless dengan tapaknya yang lebar yang lebih tahan bocor.

"Jadi merasa aman saat berkendara jauh, nggak perlu repot-repo bawa alat penambal," timpal Bu Zainab. Lanjutnya, "kami juga nggak nyangka jika Mio S ini dilengkapi kait barang yang dapat dilipat sehingga jadi lebih praktis, dan lagi bagasi nya juga luas sehingga kami dapat membawa banyak barang saat berangkat."

Sebulan memakai Mio S Isyana, Pak Bukhari akhirnya menganti cover bodi/kap motor Mio S miliknya.

Saat saya tanya, "kenapa diganti cover bodi/kap motornya nya?"

"Kami khawatir kalau kap-nya jadi tergores atau retak, apalagi cucu-cucu saya sedang lasak-lasaknya," jawab Bu Zainab

"Tapi nanti saat lebaran akan dipasang lagi yang asli," tukas Pak Bukhari sambil tertawa terkekeh-kekeh, saya dan Bu Zainab pun ikut tertawa mengakhiri perbincangan sore itu.

Sebulan memakai Mio S Isyana, Pak Bukhari akhirnya menganti cover bodi/kap motor Mio S miliknya. (foto dok pri).
Sebulan memakai Mio S Isyana, Pak Bukhari akhirnya menganti cover bodi/kap motor Mio S miliknya. (foto dok pri).
***

Itulah Pak Bukhari dan istri, sekian lama menabung, akhirnya bisa juga memiliki  dan mengunakan motor matic Mio S Irit terbaru, tanpa harus merongrong kepada siapa-siapa termasuk anak.

"Minta bantuan wajar, tetapi merongrong tidak baik," begitu kata Pak Bukhari. Dan sekarang semua tidak sia-sia, Pak Bukhari dan istri amat suka mengendarai Mio S 250 cc ini, karena telah merasakan manfaat postifnya. Dan di samping itu, ternyata skutik ramping ini, juga telah memberikan kepercayaan diri pada Pak Bukhari dan Bu Zainab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun