Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Berlalu dengan Indah Ketika Macet

12 November 2017   18:40 Diperbarui: 12 November 2017   19:29 1201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.experienceonstar.com

Jakarta, hari ini bahkan seterusnya akan terus didatangi kaum urban atau kaum pendatang selama pembangunan masih diatur pemerintah pusat. Tidak sedikit dari kaum ini memboyong kendaraaan dari kampung. Otomatis volume kendaraan jadi bertambah. Kemudian lagi hilir mudik masyarakat di momen hari-hari tertentu pun semakin membuat Jakarta makin sesak. Kemacetan menjadi dampak nyatanya.  Umumnya kemacetan parah terjadi di pusat-pusat perbelanjaan, aktivitas kampus dan perkantoran.

Penyebab kemacetan terutama di berbagai kota besar adalah peningkatan volume kendaraan yang tidak dibarengi dengan peningkatan jalan raya. Selain itu, tidak tertibnya masyarakat dalam menggunakan jalan, seperti berdagang di bahu jalan, parkir yang semrawut bahkan sampai ke badan jalan, juga menjadi penyebab utama kemacetan yang ada.

Lalu sulitkah mengatasi kemacetan di Ibu Kota?  Volume kendaraan yang kian hari terus meningkat, membuat kemacetan semakin sulit saja teratasi. Namun kita bisa belajar dari Jepang. Jepang memiliki 5 strategi jitu dalam mengatasi kemacetan, apa sajakah itu!

1. Pembatasan tingkat emisi setiap kendaraan.

Di Jepang setiap kendaraan ditempeli stiker sertifikasi uji emisi yang dilengkapi dengan masa berlaku dan batas waktunya. Di Indonesia (Jakarta) hal ini sudah diterapkan, namun belum terlihat dampaknya.

2. Biaya parkir dan tol yang mahal.

3. Pengaturan pajak.

4. Sarana transportasi umum yang baik, nyaman, tepat waktu dan juga murah.

5. Konsep dan Layanan Ride Sharing (berbagi kendaraan/tumpangan).

Konsep dan layanan ini rupanya dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi kebiasaan atau budaya oleh masyarakat Jepang, yang akhirnya menjadi suatu regulasi. Menawarkan berbagai pilihan, mau berkendara bersama, pakai transportasi online, atau angkutan massal. Konsep ini ternyata mampu mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang berimbas pada kemacetan yang minim, menghemat waktu menjadi lebih efisien, hemat bahan bakar, dan membebaskan lahan parkir.

Di Indonesia (Jakarta) konsep dan layanan ini perlahan-lahan sudah mulai diterapkan, kita doakan saja semoga berhasil seperti di Jepang.

***

Di usia kota Jakarta yang sudah ke- 490, sudah seharusnya Jakarta terus berbenah, terkhusus dalam tata ruang kotanya. Apa yang dilakukan di Jepang sudah sepatutnya diterapkan di kota Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Karena kemacetan berpengaruh pada produktivitas dan kualitas aktivitas masyarakat. Jadi tidak boleh dianggap sepele. Dibutuhkan perhatian serius dan konsistensi terutama dari pemerintah kota dalam menciptakan kota yang rapi, tertata dan bebas macet. Tidak bisa hanya sekedar himbauan dan kebijakan, tapi butuh pelaksanaan yang terawasi.

Sambil menungu Jakarta belajar dari Jepang serta terus berbenah mengatasi kemacetan, apa yang bisa kita lakukan sekarang saat menghadapi macet? Apakah hanya duduk diam menunggu kemacetan selesai? Duh menyedihkan banget deh rasanya. Belajar dari pengalaman saat kami tercebak macet di jalanan ibu kota.

Waktu itu Sabtu (23/09/17) sore, sekitar pukul 17.00 WIB, namun cuaca kota Jakarta masih cukup panas. Menumpangi mobil sedan Camry, saya tak sendiri, ditemani 2 orang teman, satu laki-laki bernama Andi dan satunya lagi perempuan bernama Tuti. Arus lalu lintas di sekitar Jalan HR. Rasuna Said dan Casablanca saat itu sangat padat dan sulit untuk menemukan situasi arus lalu lintas yang lancar. Suara klakson terdengar cukup bising. Keadaan ini membuat saya frustasi, apalagi tentunya juga menyita waktu.

Di tengah kemacetan  yang menggila, tiba-tiba kami melihat ada beberapa mobil pada rebutan jalur dengan mobil lain. Duh, ingin teriak dan marah-marah deh rasanya. Temanku Andi yang bertugas mengemudi mobil sedari tadi tampak tenang-tenang saja. Dia tidak tampak frustasi sepertiku. Tahu aku frustasi, dia berusaha menenangkanku, menyuruhku tarik napas dan menghembuskan secara perlahan untuk beberapa kali. Emosiku yang ingin meluap perlahan menjadi sirna.

Temanku yang wanita sedang asik-asik-nya mendengar musik sambil membuka album foto, sepertinya dia tidak peduli dengan kekesalanku. Tapi tiba-tiba dia membuat humor untuk mengalihkan kekesalanku.

"Pikirkan sesuatu yang lucu saat pengemudi lain mengklakson keras-keras atau terlihat marah-marah," katanya.

Kemudian akupun melotot pada pengemudi yang mengklakson keras-keras ke arah kami.

Tak perlu balas melotot kepada pengemudi tersebut, anggap saja mereka ikan mas koki dalam akuarium yang memang selalu membuka tutup mulutnya tanpa suara, " timpal Andi.

"Ha,ha,ha! Kamu bisa saja," balasku sambil tertawa.

Andi menyuruhku menyetel tv dengan siaran yang menghibur. Akhirnya saya menonton tv, pengendara lain yang saling serobot terabaikan.

"Kalau masih kesal, yuk kontraksikan otot-otot lengan selama beberapa detik," ujar Andi lagi kepadaku.

Kedua temanku telah mengajariku untuk menciptakan dunia sendiri di dalam mobil, ketika kondisi macet mendera. Dari situ saya mulai berfikir, ternyata ada banyak kegiatan positif yang dapat dilakukan di tengah kondisi lalu lintas yang macet, yang tentunya bermanfaat bagi pengembangan diri.

  • Relaksasi atau Stretching

Saat lagi macet, Andi memintaku untuk mengkontraksikan otot-otot lengan selama beberapa detik. Saat tercebak macet Andi memang sering merelakskan tubuh, dari putar-putar kepala dengan gerakan melingkar, mengangkat dan menurunkan bahu beberapa kali secara bersamaan, hingga mengkontraksikan otot-otot semua dilakukan dengan perlahan dan lembut  Namun saya pikir tidak hanya sebatas itu. Saya pikir ini adalah ide cermerlang  dalam mengatasi kepenatan tubuh dan meredam emosi negatif di tengah arus lintas yang macet. 

  • Tontonan Favorit 

Ini juga disuruh oleh temanku Andi. Menurutnya, kadang kita tidak sempat nonton acara favorit karena kesibukan bekerja? Atau mungkin di rumah ada anak atau anggota keluarga lain selalu mendominasi pilihan saluran televisi? Saat tercebak macet waktu yang tepat untuk menonton acara atau video yang disukai via youtube atau televise, apalagi jika dalam mobil tersedia camilan dan buah. Seperti video UBER Boxes Sunrise asik banget untuk ditonton berkali-kali dan bikin tertawa juga. Video ini (https://youtu.be/YOUUwkCQLUo) memiliki makna penting, mengambarkan tentang kondisi lalu lintas Jakarta di masa depam jika jumlah kendaraan pribadi terus saja bertambah.

  • Karaoke dan Terapi Musik

Kedua teman saya ini hobi banget mengeksperikan diri dengan bernyanyi di saat kondisi jalanan macet. Mereka juga membuat playlist yang berisi lagu-lagu kesukaaan dan memiliki kenangan tersendiri. Lagu-lagu tersebut diputar berulang-rulang hingga memenuhi runagan mobil. Buat mereka kegiatan ini menjadikan hati senang dan  pelepas beban karena macet. Kayaknya apa yang dilakukan ke dua teman saya ini bisa ditiru nie. Sambil mendengar musik favorit, kita juga bisa melakukan banyak hal lain. Alhasil macet yang lama jadi terasa tidak membosankan.

  • Membawa Album Kenangan dan Membuat Kerajinan

Seperti yang Tuti lakukan, rupanya ia selalu tak lupa membawa album foto dan menaruhnya dalam mobil saat pergi bekerja. Katanya biar nggak stres saat jam macet. Lalu saya balik bertanya "kok bisa?" Menurutnya membuka album foto lama akan mengembalikan kita ke masa lalu dan menyambungkan satu kenangan ke kenangan lain. Dari situ kita akan merasakan kehangatan dan rasa syukur atas kebahagian yang dapat. Saya pikir apa yang dikatakannya ada benarnya juga.

Selain membawa album kenangan, ia juga kerap saya lihat membawa rangkaian-rangkaian bunga dan pernak-pernik lainnya. Saat saya tanya,

"Buat apa bawa itu" 

"Macet kan lama, lebih baik aku rangkai bunga dan membuat pernak-pernik lucu, kalau memang bagus, bisa djual, ya kan!" Jawabnya

  • Membaca dan Menulis

Ini adalah hobi saya, sehingga paling sering saya lakukan di tengah jalanan yang lagi macet. Selain memperkaya wawasan dan memperkuat daya intelektual, kegiatan ini juga memancing inspirasi lho! Perluas bahan bacaan mulai dari pengembangan diri, keterampilan, kesehatan, dll.

Pengetahuan yang didapat dari membaca, bisa kita bagi melalui tulisan atau pengisi blog. Siapa tahu tulisan kita menarik dan bernilai jual. Apalagi sekarang ada Kompasiana.

Menulis catatan atau buku harian juga patut untuk dicoba. Dari sini kita bisa mengasah keterampilan menulis, melatih kepekaan kepada kata-kata, hingga membangun kepribadian. Siapa tahu kita bisa mahsyur seperti Kartini dari Jepara dan Anne Frank dari Amsterdam. Buku harian kedua gadis ini telah membuka mata dunia bahwa hidup terlalu berharga untuk lewat dalam pikiran. Mari kita coba ungkapkan apa saja dalam buku harian

  • Menjelajah Internet

Selain kegiatan di atas, browsing internet juga menjadi hal yang sering kami lakukan di tengah kemacetan yang bikin stres.  Betapa tidak, jaringan internet menyajikan segala hal yang dapat menunjang kehidupan. Kalau saya paling suka browsing untuk mencari ide dan inspirasi, teman saya Andi paling suka unduh aplikasi, news dan kuis, sedangkan Tuti seringnya media sosial, bergabung dalam komunitas dan online shop.

  • Mengisi Perut

Di tengah panjangnya antrean kendaraan, tak ayal membuat perut kami jadi lapar. Jika tak sempat membawa makanan dari rumah, beruntung karena ada banyak pedagang yang menjual makanan seperti lemper dan bakpau di sepanjang jalan yang rawan macet, seperti Rasuna Said dan Casablanca. Lemper dan Bakpau ini sangat cocok dijadikan makanan penunda lapar.

  • Hubungi Teman lama

Sepertinya sambil menunggu macet reda, tidak salahnya menelepon orang terdekat yang sudah lama tidak ditemui, pasti menyenangkan deh!

  • Bersantai Sambil Merenung

Menyandarkan badan melepas lelah sambil merenungi yang apa yang telah terjadi dalam hidup, hingga merenungi maksud dari video UBER Boxes Sunrise saat suasana macet, saya pikir akan memacu kita untuk memahami makna terdalam dalam hidup. Saking menghayati, tanpa terduga bunyi klakson kendaraan lain berbunyi, pertanda jalan sudah lancar, hi,hi,hi! 

***

Hidup memang penuh masalah, seperti kemacetan lalu lintas di tengah gemerlapnya Jakarta. Masalah yang satu ini jika kita tidak pandai-pandai atau terampil menyikapinya, pastilah akan sangat membuat stres. Ditengah padatnya lalu lintas, saya dan teman-teman memilih berbagai kegiatan bermanfaat untuk menyegarkan pikiran. Macet yang tadinya membuat frustasi dan stress, akhirnya berlalu dengan Indah.

Video UBER Boxes Sunrise juga bisa disaksikan di bawah ini.

***
(IF, Jakarta September 2017. Maaf dokumentasi pribadi terkait artikel lupa diambil saat itu).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun