Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerdas Dalam Finansial, Pertama Jangan Kawin Dulu

3 September 2017   23:49 Diperbarui: 4 September 2017   00:06 2197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akte Notaris perjanjian kerja sama dalam berinvestasi (dok pri).
Akte Notaris perjanjian kerja sama dalam berinvestasi (dok pri).
img-2106-jpg-59ac3524df20a81914155dc2.jpg
img-2106-jpg-59ac3524df20a81914155dc2.jpg
Surat perjanjian kerja sama Investasi yang ditandatangani oleh kepala desa setempat (dok pri).
Surat perjanjian kerja sama Investasi yang ditandatangani oleh kepala desa setempat (dok pri).
Halaman berikutnya Surat perjanjian kerja sama Investasi yang ditandatangani oleh kepala desa setempat (dok pri).
Halaman berikutnya Surat perjanjian kerja sama Investasi yang ditandatangani oleh kepala desa setempat (dok pri).
Investasi tabung gas elpiji ini  saya pikir cukup menguntungkan. Di SPBE kami mengambil 1000 tabung gas setiap bulan dengan harga Rp. 15.500/tabung. Lalu kami menjualnya kepada masyarakat dengan harga Rp. 18.000-20.000/tabung. Dalam sebulan semua laku terjual, malah kadang ada yang tidak cukup.

Asiknya berinvestasi dagang tabung gas elpiji, untungnya lumayan (dok pri).
Asiknya berinvestasi dagang tabung gas elpiji, untungnya lumayan (dok pri).
Foto dok pri.
Foto dok pri.
Sedikit mengingatkan; Hati-hati dalam berinvestasi ya teman-teman Kompasianer. Jangan sampai deh kena investasi bodong! Tergiur dengan keuntungan yang tidak wajar. Jadi pilih Investasi yang aman walaupun keuntungan atau imbal hasilnya tidak terlalu besar, tapi cukuplah untuk nambah-nambah uang saku dan dapat membantu mengatasi biaya hidup yang tinggi saat ini.

Mau Tahu Kenapa Saya Berhasil Men-Depositokan dan Men-Investasikan Uang Tabunganku?

1. Jangan Kawin Dulu

Orang tua saya selalu bilang "Jangan kawin dulu, tapi lulusin kuliah, kerja dulu, nabung dulu, berhemat lalu invest, setelah itu baru nikah, begitu kata mereka. Saya paham betul apa maksud mereka. Mereka ingin saya sebagai anaknya, aman secara finansial jika sudah berumah tangga. Kata mereka banyak rumah tangga yang bermasalah karena masalah ekonomi.

Ketika masih single menjadi saat yang tepat untuk belajar banyak hal, dari belajar mengatur keuangan sendiri, berhemat, mencoba berbagai peluang pekerjaan dan bisnis hingga berbagai kreativitas lainnya. Sehingga saat sudah menikah, kita sudah dapat ilmu, pengamalan, skill hingga mampan secara finansial.

 2. Membedakan Keinginan dan Kebutuhan

Ketika saya sudah memiliki penghasilan, saya selalu membedakan mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang menjadi keinginan. Yang pasti yang saya prioritaskan kebutuhan. Barang-barang yang saya kira tidak perlu, tapi kelihatan bagus di mata, saya masih ogah untuk membeli. Saya masih berfikir panjang apakah barang atau benda itu penting atau butuh untuk dibeli atau tidak. Kecuali memang jika ada dana lebih yang diluar sudah direncanakan atau dialokasikan untuk kebutuhan, baru deh mewujudkan keinginan.

3. Ingat Kata Pepatah "Hemat Pangkal Kaya, Rajin Pangkal Pandai

Hemat bukan berarti pelit. Tapi di sini kita berusaha untuk cerdas, kritis dan kreatif dalam mengatur keuangan. Hal ini sejalan dengan poin 2 (dua) di atas agar kita tidak menghabiskan uang untuk hal-hal yang terkadang kurang perlu dan hanya sekedar untuk bersenang-senang. Menghabiskan waktu berbelanja misalnya, inilah faktor utama yang membuat kita tidak dapat berhemat dan menjaga kestabilan keuangan, baik untuk pribadi maupun keluarga.

Sedikit tips; sebaiknya gunakan dana dengan jumlah secukupnya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dari tabungan. Jika memungkinkan jangan gunakan kartu ATM, kartu kredit dan bertransaksi online, karena beban bunganya termasuk cukup besar lho.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun