“Aduh dik maaf, di sini tidak boleh ada gratisan,” sahut kasir wanita itu.
Bocah kecil imut itu tampak sedih dan menggeleng. Beberapa detik kemudian datang satpam yang sepertinya ingin membawa anak itu keluar.
Melihat kejadian itu, hati saya sedikit bergejolak. Tanpa berfikir panjang lagi saya langsung berujar ke arah satpam itu.
“Tunggu..!” ujarku sambil menghampiri bocal lelaki itu.
“Siapa namamu dik?” tanyaku lembut kepada si bocah.
“Aziz bang,” sahut bocah malang itu.
“Kamu ada puasa..?” Tanyaku dan bocah itu mengangguk
Ayah dan Ibu mana..?” Tanyaku lagi
“Ayah,… sudah lama nggak pulang!” tuturnya sambil melukis wajahnya dalam hatiku. Saya pun langsung memberikan 1 paket Zuper Krunch untuk bocah itu dan berujar,
“Ini buat kamu, seperti yang kamu inginkan, dan jangan lupa sekolah ya,,! Tuturku. Bocah itu mengangguk lagi dengan pelan sambil memegang bungkusan yang kuberikan di tangan kanannya. Ia berucap terima kasih, lalu berlari meninggalkanku. Di antara sedih, saya masih bisa tersenyum menyaksikan tingkah laku bocah kecil itu. Saya merasa bersyukur karena bisa membuat anak kecil itu bahagia, apalagi di bulan yang penuh berkah ini.
![Saya merasa senang bisa membuat bocah malang itu bahagia. (Foto dok pri).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/06/05/img-1756-jpg-59344cc8b693733d33a18261.jpg?t=o&v=555)